BETANEWS.ID, KUDUS – Tenaga buruh tani di Kabupaten Kudus disebut mulai langka dan tak ada generasi penerusnya, termasuk di Kecamatan Undaan. Akibatnya, para petani kesulitan mendapatkan tenaga tanam padi ketika musim tanam datang.
Untuk mengatasi hal tersebut, beberapa petani pun beralih menggunakan mesin untuk menanam bibit padi. Salah satu di antaranya yang sudah menggunakan mesin tanam padi adalah Hawi Sukamto.
Warga Desa Karangrowo, Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus tersebut mengaku sudah beralih menggunakan mesin tanam padi sejak dua tahun lalu. Hal itu dikarenakan setiap musim tanam datang, ia selalu kesulitan mencari buruh tanam.
Baca juga: Enaknya Pakai Mesin Tanam Padi, Tandur Lebih Cepat dan Hemat
“Musim tanam padi itu kan serentak. Sehingga saya sering kesulitan cari buruh tanam. Kalau menunggu antrean buruh tani yang tak dapat job, tanam padi saya bisa telat. Makanya saya pun memutuskan beralih menggunakan mesin untuk tanam padi,” ujar Hawi saat ditemui di sawahnya, Rabu (22/11/2023).
Hawi mengaku memiliki 10 hektare sawah. Satu hektare ditanami cabai, sementara 9 hektare lainnya ditanami padi. Rencananya, penanaman padi akan menggunakan mesin semua.
“Selain karena kesulitan mencari buruh tanam, menanam padi menggunakan mesin juga lebih cepat dan hemat. Jadi lebih efisien,” beber pria yang juga ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Kabupaten Kudus tersebut.
Baca juga: Berat di Ongkos, Petani Jepara Harap Ada Jaringan Listrik di Area Persawahan
Tanam menggunakan mesin tanam, tutur Hawi, benihnya juga lebih hemat. Jika di tanam konvensional biasanya butuh 50 kilogram benih untuk sawah 1 hektare, tapi ketika ditanam menggunakan mesin cukup benih 10 kilogram saja.
“Untuk usia bibit padi yang ditanam juga lebih cepat. Tanam padi menggunakan mesin, bibit padi umur 10 hari sudah berani tanam. Berbeda dengan tanam konvensional yang bibitnya itu minimal umur 25 hari,” ungkapnya.