31 C
Kudus
Sabtu, April 26, 2025

Sejarah Percetakan Menara Kudus, Salah Satu Penerbit Alquran Tertua di Indonesia

BETANEWS.ID, KUDUS – Di tepi Jalan Besito No 35 Bakalankrapyak, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus, terdapat sebuah bangunan dengan tertera nama Percetakan Menara Kudus di depannya. Di dalam tempat tersebut terlihat sejumlah orang tampak sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Ada yang mengoperasikan mesin cetak, ada pula yang meneliti tulisan alquran sebelum diterbitkan.

Percetakan tersebut merupakan salah satu penerbit alquran tertua di Indonesia yang masih eksis hingga saat ini. Hal itu dikatakan langsung oleh Direktur Utama Percetakan Menara Kudus, Ahmad Fatoni, saat ditemui, Senin (27/3/2023).

Menurutnya, Percetakan Menara didirikan oleh ayahnya yang bernama Zaenuri Noor pada 1952. Hingga saat ini, percetakan tersebut mampu bertahan dan eksis di tengah perkembangan zaman dan memiliki beberapa cabang di kota-kota besar di Indonesia, seperti di Yogyakarta, Surabaya, dan Jakarta.

-Advertisement-

Baca juga: Percetakan Menara Kudus Kebanjiran Permintaan Al-Quran Saat Ramadan

“Percetakan Menara Kudus ini percetakan tertua di Kudus dan paling legendaris di Indonesia. Sebab salah satu percetakan tertua yang memproduksi Alquran dari dulu hingga sekarang,” ungkapnya.

Dalam perkembangannya, percetakan itu sudah beberapa kali dipimpin anak turun ayahnya, yaitu Hilman Najib yang merupakan anak pertama pada 1976 hingga 2006.

“Setelahnya dipimpin oleh Muhammad Sofin yang juga kakak saya, anak ke tujuh dari 10 bersaudara dari ayah saya hingga 2013. Kemudian berlanjut kepada saya (anak kedelapan) hingga saat ini. Dan ini masih generasi kedua, karena belum turun kepada cucu dari pendiri,” sebutnya.

Menurutnya, ada perubahan design dari zaman ke zaman, sehingga percetakan tersebut masih beroperasi sampai detik ini.

Baca juga: Percetakan Menara Rambah Permintaan Custom Alquran

“Meski ada sedikit perbedaan, namun kami tetap pertahankan produk yang menerbitkan alquran, berbagai jenis kitab, kalender, dan lain sebagainya. Jadi mulai dari nol hingga finishing semuanya diproduksi di sini,” ungkapnya.

Manager Personalia, Alexander Yusuf menambahkan, percetakan tersebut berawal dari percetakan biasa yang dulunya hanya menerima jasa cetak seperti label jamu, label papir (rokok), dan cap. Kemudian percetakan tersebut berkembang melalui kedekatan pendiri dengan para kiai.

“Lalu karena kedekatan Zaenuri Noor dengan para kiai, kemudian para kiai itu mempunyai ide dan menyarankan untuk cetak Alquran saja. Karena pada saat itu Indonesia tidak punya Alquran yang bagus,” ungkapnya.

“Lalu oleh Mbah Arwani Amin dikasih contoh mushaf yang pertama yang saat ini digunakan untuk para khafid, yang terkenalnya alquran ayat pojok Menara,” imbuhnya.

Setelah itu, kata Alex, mulai berkembang dan bertambah lagi dengan menerbitkan Alquran Alibris (tafsir alquran) hasil karangan dari Kiayi Bisri Mustofa (Gus Mus), kemudian semakin berkembang dengan kitab anak Fatul mukmin, Fatul Qorid, dan sebagainya.

Baca juga: Ada Peran Para Kiai Dibalik Suksesnya Percetakan Menara jadi Penerbit Alquran

Lebih lanjut ia bercerita, pertama kali pabrik atau percetakan didirikan di depan Masjid Menara, tepatnya di Jalan Menara No 4 yang sekarang dijadikan sebagai toko buku Menara Kudus.

“Lalu pindah ke Jalan Subhan, sebelah selatan perempatan Jember. Kemudian pada tahun 1984 kalau tidak salah baru pindah ke sini,” tuturnya.

Ia menambahkan, saat awal pertama kali Percetakan Menara ada hanya ada 2 sampai 3 karyawan saja, dengan mesin cetak menggunakan retter pres (manual). Mesin tersebut menurutnya berkonsep seperti mesin stempel. Namun hingga saat ini melalui perkembangan zaman, total karyawan ada 149 karyawan.

“Untuk pertama kali Percetakan Menara cetak Alquran itu sekitar tahun 1970-an. Hingga saat ini masih memproduksi dan menerbitkan alquran. Tak hanya itu di sini juga menerbitkan kitab juga,” tandasnya.

Editor: Ahmad Muhlisin

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

TERPOPULER