Kabupaten Jepara adalah daerah di ujung utara pulau Jawa, yang sejak dulu dikenal dengan sebutan Kota Ukir. Sebutan ini tak berlebihan, karena Jepara memiliki sejarah panjang kesenian ukir dan telah melegenda sejak masa kepemimpinan Sultan Hadlirin, penguasa Jepara kala itu.
Kepada Tim Liputan Khusus Beta News, Ketua Dewan Kesenian Daerah (DKD) Jepara, Kustam Erey Kristiawan, sudi berbagi penjelasan tentang sejarah awal mula Jepara mendapat sebutan Kota Ukir.
Ukir Jepara di Abad 16
Kustam, begitu dirinya akrab disapa, menjelaskan, kesenian ukir di Jepara telah ada sejak awal abad 16. Orang yang pertama mengenalkan kesenian ukir adalah Tjie Hwio Gwan, orang yang datang dari Tiongkok, dan sekaligus ayah angkat Sultan Hadlirin.
Orang yang pertama mengenalkan kesenian ukir adalah Tjie Hwio Gwan, orang yang datang dari Tiongkok, dan sekaligus ayah angkat Sultan Hadlirin
Kustam Erey Kristiawan, Ketua DKD Jepara
“Awal mula dikenalkan ke masyarakat, Sultan Hadlirin (suami Ratu Kalinyamat) melihat kesenian ukir ini memiliki potensi besar dalam bidang ekonomi. Maka, beliau kemudian mengembangkannya,” ujar Kustam kepada Tim Liputan Khusus Beta News, saat ditemui di Museum Kartini, Jepara, beberapa waktu lalu.
Lebih lanjut Kustam menjelaskan, Tjie Hwio Gwan memiliki hubungan kekerabatan dengan The Ling Sing, atau masyarakat lebih mengenalnya sebagai Kiai Telingsing. Dirinya adalah guru Sunan Kudus, yang juga mengajarkan seni ukir gebyok di Kudus.