Ada banyak kisah yang mewarnai gelaran Audisi Umum yang di Gelar PB Djarum, yang berlangsung pada Oktober lalu. Ribuan anak datang dari Aceh hingga Papua, memiliki kisahnya masing-masing. Tak terkecuali Ade Ripai Syahrani, yang datang bersama ayahnya, Dedy Syahrani, untuk mengikuti audisi. Mereka harus menempuh perjalanan panjang, melalui jalur darat, laut dan udara.

Bapak dan anak itu datang dari daerah yang sangat jauh, Nunukan, Kalimantan Utara, yang berbatasan langsung dengan Malaysia. Perjalanan darat, laut dan udara yang sangat panjang dan sulit itu mereka tempuh, demi mengadu nasib bisa lolos audisi menjadi atlet PB Djarum.
Kami dari daerah di perbatasan Malaysia. Kalau tahu Nunukan, ya kami dari sana. Ikut audisi ini mengadu nasib lah, siapa tahu kan bisa lolos
Dedy Syahrani | Orangtua Peserta Audisi
Audisi Umum PB Djarum digelar selama lima hari, dari tanggal 19 Oktober hingga 23 Oktober. Audisi umum ini digelar setelah dua tahun ditiadakan karena pandemi. Kali ini, PB Djarum menggelar audisi hanya di satu kota, yakni Kudus. Pada audisi sebelumnya, pencarian bibit-bibit muda bulutangkis ini digelar di beberapa kota.
Ade dan ayahnya tinggal di sebuah kos kecil, di gang sempit Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati, yang tak jauh dari GOR Djarum Jati, selama mengikuti audisi. Kepada Tim Lipsus Beta News, Dedy menceritakan sulitnya perjalanan dari Nunukan hingga ke Kudus.