Selain dikenal sebagai ulama besar, sosok Kiai Haji Raden (KHR) Asnawi juga dikenal sebagai pejuang kemerdekaan melawan penjajahan Belanda. Bahkan, dirinya pernah ditangkap pemerintahan kolonial, karena dituduh mendalangi peristiwa geger pecinan, yang mengakibatkan rumah-rumah warga Tionghoa di Kudus, dibakar.
Hal tersebut diceritakan KH Hanafi kepada Tim Lipsus Beta News, seorang tokoh yang juga guru di Madrasah Qudsiyyah, sekolah yang didirikan KHR Asnawi pada masa penjajahan Belanda silam. Dia mengatakan, peristiwa yang disebut sebagai geger pecinan di Kudus tersebut terjadi sekitar tahun 1918. Banyak rumah-rumah warga Tiong Hoa di Kudus hangus terbakar.
Nah, ketika itu ada karnaval warga Tiong Hoa yang melintasi jalan di depan masjid. Akhirnya bentrok tak terhindarkan
KH Hanafi, tokoh Madrasah Qudsiyyah
Peristiwa tersebut terjadi, kata Hanafi, saat renovasi Masjid Menara Kudus. KHR Asnawi adalah ulama yang banyak memiliki pengikut, sekaligus pemimpin di masjid peninggalan Sunan Kudus tersebut. Renovasi masjid dilakukan guna merubah bangunan bagian depan, dengan bangunan baru berbentuk kubah.
“Saat itu masyarakat Islam di Kudus bergotong royong untuk membangun masjid. Pasir diambli dari Sungai Gelis yang tak jauh dari masjid. Nah, ketika itu ada karnaval warga Tiong Hoa yang melintasi jalan di depan masjid. Akhirnya bentrok tak terhindarkan,” ujar KH Hanafi, saat ditemui dikediamannya di Desa Krandon, Kudus, beberapa waktu lalu.