31 C
Kudus
Minggu, Januari 19, 2025

Iba Terhadap Nasib Tetangga, Arif Nekat Produksi Kue Meski Terimbas Corona

BETANEWS.ID, KUDUS – Pagi itu seorang pria mengenakan kaus oblong warna hitam tampak sibuk. Di ruangan dapur rumahnya, dengan sabar dia mengintruksikan satu pekerjanya membuat adonan kue. Kemudian dia pergi ke garasi rumahnya. Di sana terlihat lima perempuan paruh baya mencetak kue dengan aneka bentuk. Pria itu bernama Arif Nur Habibi (30) yang memutuskan tetap produksi kue kering dan nastar meski di tengah pandemi Corona.

Di sela aktivitasnya tersebut, pria yang akrab disapa Arif itu sudi berbagi penjelasannya tentang keputusannya tersebut. Dia mengatakan, pada bulan Ramadan tahun ini, sebenarnya berniat tidak akan produksi kue kering. Namun, keputusannya berubah saat beberapa tetangganya menanyakan, apakah dirinya akan produksi kue apa tidak. Kalau produksi mereka berharap bisa ikut kerja membuat kue kering.

Arif menunjukkan kue kering yang diproduksi di kediamannya. Foto : Rabu Sipan

“Tetanggaku itu biasanya kerja dan jualan di kantin sekolah. Namun sejak ada pandemi Corona, mereka menganggur, sebab semua sekolah libur. Karena iba dengan nasib para tetanggaku, saya pun putuskan untuk produksi kue kering,” ujar Arif kepada betanews.id, Jumat (15/5/2020).

-Advertisement-

Baca juga : Berhenti jadi Guru Honorer, Arif Pilih Tekuni Usaha Kue Kering

Pria yang istrinya lagi hamil itu menuturkan, saat mulai produksi ia tidak memikirkan kira – kira laku apa tidak nanti kue produksinya itu. Dia pun sementara menepikan untung dan rugi. Di pikirannya saat itu, bagaimana agar dia bisa bantu dan memberikan pekerjaan kepada para tetangganya.

“Saya mikirnya, yang penting tetangga saya bisa bekerja. Kalau urusan kue kering nanti laku, biar itu jadi urusan saya. Saya pun mencoba produksi 10 karton terlebih dulu,” bebernya.

Kemudian lanjutnya, 10 karton itu ditawarkannya para bakul di pasar dan toko langganannya. Namun mereka menolak. Mereka beralasan, khawatir tidak laku dan mengakibatkan rugi. Dengan ditolaknya produknya di pemasaran konvensional. Di pun harus memutar otak agar produknya bisa laku.

“Karena buntu di pemasaran konvensional. Saya pun mencoba memasarkan kue nastar produk kami lewat media daring. Mulai dari Facebook dan beberapa marketplace,” ungkapnya.

Saat dipasarkan lewat daring itu tuturnya, ada beberapa reseller onlinenya yang mulai pesan. Dari 10 karton, kata dia, mereka mengambil tujuh karton. Saat menanti pembeli lainnya, malah datang seorang politikus Kudus dan saat ini anggota DPRD Jawa Tengah datang pesan 20 karton, yang akan digunakan bakti sosial.

Baca juga : Dari Usaha Gapit Wijen, Masruroh Bertekad Biayai Kuliah Anaknya Hingga Sarjana

“Itu ibarat sebuah pertolongan bagi kami. Setelah dapat pesanan 20 karton itu selang beberapa hari gantian dapat pesanan kue 29 karton,” ujarnya.

Pria yang tinggal di Perumahan Al Maya Residence, Kelurahan Purwosari, Kecamatan Kota, Kudus itu mengatakan, memasuki pertengahan Ramadan, pesanan makin meningkat. Walaupun diakui, bila dibanding dengan tahun – tahun sebelumnya produksinya mengalami penurunan lumayan banyak.

“Kalau biasanya saya bisa produksi 300 toples sehari. Kini palingan hanya 150 hingga 160 toples sehari. Namun saya tetap bersyukur, dengan tetap produksi, saya bisa menolong dan memberi penghasilan kepada para tetanggaku,” ujar Arif yang menjual aneka kue nastarnya Rp 12 ribu satu toples.

Editor : Kholistiono

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

42,000FansSuka
13,322PengikutMengikuti
30,973PengikutMengikuti
151,000PelangganBerlangganan

TERPOPULER