BETANEWS.ID, KUDUS – Seorang perempuan tampak sibuk membuat adonan kue kering di dapur rumah nomor 33, Perumahan Al Maya Residence, Kelurahan Purwosari, Kecamatan Kota, Kudus. Sedangkan di garasi rumah tersebut terlihat beberapa perempuan membuat aneka kue kering. Rumah tersebut yakni tempat pembuatan kue kering dan nastar berlabel Arini.
Arif Nur Habibi (30) pemilik usaha sudi berbagi kisah tentang usahanya itu. Dia mengatakan, merintis usaha pembuatan kue kering sepuluh tahun yang lalu. Sekitar dua pekan menjelang puasa, serta saat istrinya hamil tua. Pada saat itu, dia mengaku masih tinggal sama mertua dan hanya seorang guru honorer.

Waktu itu kata dia, gaji guru honorer sekitar Rp 350 ribu sebulan. Istrinya hamil tua, otomatis dia butuh uang untuk biaya persalinan dan juga untuk Lebaran. Dari situ, Arif mengaku memeras otaknya agar bisa punya penghasilan tambahan. Maka dia pun bersama istrinya nekat membuat kue kering dan dijualnya.
Baca juga : Dari Usaha Gapit Wijen, Masruroh Bertekad Biayai Kuliah Anaknya Hingga Sarjana
“Saat itu kami nekat saja. Karena yang saya tahu, istriku bisa membuat kue kering. Ya kami produksi kue kering dengan niat bismillah semoga laku,” kenang pria yang biasa disapa Arif kepada betanews.id, Jumat (15/5/2020).
Pria yang sedang menanti kelahiran anak keduanya itu menuturkan, awal produksi hanya dua karton dan dikerjakan sendiri, ia dan istrinya. Aneka kue kering miliknya kemudian dipasarkan secara konvensional ke pasar – pasar dan beberapa toko. Dengan sistem bayar separuh dulu dan di luar kota bayar cash.
“Alhamdulillah aneka kue kering dan nastar yang kami produksi diminati banyak orang. Bahkan saat itu, permintaan meningkat terus. Dan kami pun mulai mempekerjakan orang lain,” bebernya sambil memberikan arahan kepada salah satu pekerjanya.
Bahkan, di tahun selanjutnya tuturnya, produk kue keringnya mulai dikenal. Setiap harinya mampu produksi sekitar 300 toples. Serta membutuhkan sekitar 17 pekerja orang untuk memenuhi permintaan. Aneka kue kering dan nastar miliknya, dikemas dengan berat 250 gram dan harganya sangat murah yakni Rp 12 ribu per toples.
“Satu di antara keunggulan kami yaitu harganya yang murah. Namun, cita rasa kue kering kami sangat enak dan siap memanjakan lidah bagi penikmatnya,” ujarnya.
Baca juga : Resep Turun Temurun yang Membuat Madu Mongso Mbah Uti Selalu Diburu Pembeli
Harga yang sangat bersahabat dan rasa itulah, dia mampu punya banyak pelanggan. Pelangganya itu kebanyakan bakul yang tersebar di Seluruh Karesidenan Pati, Rembang, Demak, dan Semarang. Dengan larisnya produk kue kering dan nastar miliknya, Arif mengaku sudah berhenti kerja jadi guru honorer, serta fokus ke usaha, sejak empat tahun yang lalu.
“Saya bersyukur, meski dengan usaha musiman itu saya jadi mampu merambah usaha lainnya. Dan bisa punya rumah dan mobil sendiri,” ujarnya.
Editor : Kholistiono