31 C
Kudus
Jumat, September 26, 2025

17 Dapur MBG di Kudus Beroperasi, Total Jumlah Serapan Baru 56.935 Anak 

BETANEWS.ID, KUDUS – Wakil Bupati Kudus, Bellinda Putri Sabrina Birton (26) pastikan dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Kudus terus bertambah seiring berjalannya waktu. Berdasarkan data Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kudus, ada sebanyak 17 dapur yang telah beroperasi hingga saat ini.

Masing-masing dapur itu tersebar di sejumlah daerah, mulai dari Kecamatan Kota, Jati, Mejobo, dan lain sebagainya. Dari total dapur yang sudah beroperasi, setidaknya sudah ada sebanyak 56.935 penerima MBG di Kabupaten Kudus, mulai siswa TK, SD, SMP hingga SMA.

Baca Juga: Sarat Makna Spiritual dan Sosial, Tradisi Guyang Cekathak Diupayakan Jadi WBTb

-Advertisement-

Adapun dapur MBG yang kini beroperasi, di antaranya meliputi SPPG Ponpes Al Chalimi, SPPG Padurenan, SPPG Rendeng, SPPG Gondangmanis 2, SPPG Jepang Pakis 2, SPPG Jati Wetan, dan lain sebagainya. Sedangkan jumlah sasaran di masing-masing SPPG tersebut berbeda-beda, antara 2.500 hingga 3.500 penerima.

Wabup sekaligus Ketua Satgas MBG Kabupaten Kudus, Bellinda menyampaikan, pihaknya tengah berupaya agar target sasaran di Kudus bisa menerima MBG dari program Presiden Prabowo Subianto tersebut. Menurutnya, saat ini baru ada 17 dapur dari target 83 dapur MBG yang akan beroperasi di Kudus.

“Kita terus berupaya agar percepatan program MBG ini bisa menyasar semua target. Nantinya setiap daerah ada dapur MBG, sehingga semuanya masyarakat bisa menerima manfaat adanya program ini,” bebernya.

Untuk mengantisipasi adanya kasus keracunan seperti yang terjadi di beberapa daerah, pihaknya selalu melakukan monitoring ke sejumlah dapur. Hal itu dilakukan agar menu yang didistribusikan kepada siswa benar-benar terjaga kebersihannya. 

“Selain itu supaya dapur tidak sembarangan membuat menu MBG. Pemenuhan gizi dalam menu yang dibuat harus diperhatikan dengan baik,” tuturnya.

Termasuk dalam monitoring yang dilakukan, Bellinda mengevaluasi sajian menu yang gizinya seimbang sesuai ukuran siswa setiap jenjang sekolah. 

“Jadi sekaligus saya pastikan yang dikonsumsi anak benar-benar gizinya sudah terhitung dan menu layak dikonsumsi.

Baca Juga: Desa Wisata Japan Wakili Kudus di Ajang Internasional JIF Bali

Ia menuturkan, semua pengelola dapur pastinya tidak mau ada kejadian yang tidak diinginkan. Sehingga untuk menghindari hal yang dapat merugikan orang, dengan meminimalisir sedini mungkin.

“Kita meminimalisir dengan memonitoring, mulai identifikasi, evaluasi, apa saja yang harus terpenuhi. di Kudus semoga tidak ada dan kasus keracunan belum pernah ada,” tuturnya.

Editor: Haikal Rosyada

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

TERPOPULER