BETANEWS.ID, KUDUS – Di pagi yang sejuk, di tepi Jalan GOR Kudus, Hepi (36) bersama suami dan saudaranya terlihat sibuk melayani pelanggan yang mulai berdatangan. Kedai sederhana mereka yang terletak di depan Indomaret ini menyajikan berbagai hidangan, seperti nasi kuning, nasi uduk, nasi rames, dan gorengan, yang telah menjadi bagian dari warisan keluarga sejak tiga generasi lalu.
Hepi dengan sabar menceritakan bagaimana usaha ini dimulai dari kakek mereka. Dan ia merupakan generasi ketiga setelah mewarisi usaha tersebut dari sang ibu.
Baca Juga: Sepi Pembeli dan Retribusi Naik, Nasib Pedagang Pasar Bitingan Kudus Diujung Tanduk
“Awalnya yang jualan Mbah, kemudian diteruskan ibu, dan sekarang saya serta saudara yang melanjutkan. Dulu Mbah jualannya di tempat lain, lalu pindah ke kios karena dagangannya kurang laku. Akhirnya, kami jualan di sini,” ujarnya saat diwawancarai benerapa waktu lalu.
Hepi mengungkapkan, bahwa menu yang paling laris di kedainya adalah nasi kuning. Setiap hari, mereka memasak 5 kilogram nasi kuning yang selalu habis terjual. Berbeda dengan nasi uduk yang lebih sedikit peminatnya, hanya sekitar 1 kilogram yang habis terjual.
“Alhamdulillah, nasi kuning selalu habis. Tapi nasi uduk paling hanya habis 1 kilo saja,” kata Hepi.
Ia menjelaskam, proses memasak dimulai sejak dini hari. Bahkan, pada akhir pekan, mereka lebih awal memulai persiapan karena memasak lebih banyak.
“Biasanya mulai masak sekitar jam 12 malam, tapi kalau malam minggu, saya mulai sekitar jam setengah 11 malam karena hari Minggu saya buka dua kedai, satu di sini dan satu lagi di depan BCA saat Car Free Day,” jelasnya.
Hepi juga membeberkan, bahwa pembeli mulai ramai datang sekitar pukul 06.00 pagi, terutama saat orang-orang pergi bekerja dan anak-anak sekolah.
Nasi kuning dan nasi uduk dijual dengan harga yang terjangkau, yaitu Rp5.000, sudah lengkap dengan lauk. Kedai Hepi sudah memiliki banyak pelanggan yang menjadi pilihan banyak orang untuk sarapan pagi. Biasanya, Ia membuka kedai dari pukul 05.00 hingga 08.00 WIB, namun memilih libur pada hari Senin dan Selasa.
Baca Juga: Renyah dan Laris, Produksi Bawang Goreng di Jepara Tembus 5 Kwintal Sehari
“Saat ramai ya pagi hari, biasanya antara jam 6 pagi sampai jam 8 pagi. Dalam sehari, omzet bisa mencapai sekitar 800 ribu rupiah,” bebernya.
Penulis: M. Imam Shodiqin, Mahasiswa Magang Unisnu Jepara
Editor: Ahmad Rosyidi