31 C
Kudus
Rabu, Januari 15, 2025

TPA Tanjungrejo Kudus Overload, Tiap Hari Terima 175 Ton Sampah

BETANEWS.ID, KUDUS – Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tanjungrejo Kudus kondisinya sudah overload akibat volume sampah yang terus meningkat. Kondisi tersebut diperparah dengan hanya adanya dua alat berat untuk mengelolala sampah. Itu pun satu alat berat sudah dalam kondisi rusak dan dipaksakan bekerja.

Kepala UPT TPA Tanjungrejo, Eko Warsito, mengungkapkan, TPA Tanjungrejo punya luas 5,6 hektare, di mana 1.200 meter persegi telah dialokasikan untuk Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT).

“Setiap harinya, TPA menerima 175 ton sampah dari total 874.632 jiwa penduduk Kudus. Jumlah ini meningkat menjadi lebih dari 200 ton saat ada kegiatan dan hari besar. Kondisi ini semakin parah karena keterbatasan alat berat dan tenaga kerja yang minim,” ungkapnya, Selasa (31/12/2024).

-Advertisement-

Baca juga: Sampah Pasar Mijen Kudus Berserakan di Jalan dan Bau, Warga Protes

Setidaknya, kata Eko, tenaga kerja di TPA hanya 15 orang. Hal itu dianggap kurang dengan luasan yang begitu besar. Seharusnya minimal 50 tenaga kerja baru bisa mengoptimalkan pengelolaan sampah.

“Kalau secara rumus, per kepala setiap harinya itu menghasilkan 0,5 kilogram sampah. Sedangkan kondisi TPA saat ini sudah overload,” tuturnya.

Ia menambahkan, adanya penambahan alat baru sangat membantu. Meski begitu, secara keefektifan belum lebih dari 50 persen. Sedangkan untuk pengolahan sampah yang ada seperti adanya mesin pemilahan, gas metan, magot, dan granul untuk buat pupuk segitiga, semuanya tidak berfungsi.

Ia menyebut, penyetoran sampah setiap tahunnya semakin bertambah. Mengingat semakin tahun ada penambahan jumlah penduduk, ditambah Kudus merupakan kabupaten yang banyak event.

Baca juga: Warga Keluhkan Sampah Pasar Bitingan yang Menumpuk dan Baunya Menyengat

“Kondisi ini menyebabkan pengelolaan sampah tidak sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP). Sampah hanya bisa ditata untuk mengurangi antrean, tanpa pengolahan optimal. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan perluasan area hingga dua kali lipat dan penambahan minimal empat alat berat baru,” jelasnya.

Permasalahan sampah, lanjut dia, tidak bisa ditangani sendiri oleh pemerintah kabupaten (Pemkab). Diperlukan kesadaran masyarakat untuk mengolah sampahnya masing-masing.

“Optimalisasi sampah harus dari hulu ke hilir dipangkas dari hulunya. Jadi sampah yang masuk di sini tinggal rdf, residu, atau yang sudah tidak bermanfaat lagi. Dibutuhkan kesadaran masyarakat untuk penanganan sampah,” ungkapnya.

Editor: Ahmad Muhlisin

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

42,000FansSuka
13,322PengikutMengikuti
30,973PengikutMengikuti
151,000PelangganBerlangganan

TERPOPULER