BETANEWS.ID, KUDUS – Permasalahan sampah di Pasar Mijen, Kecamatan Kaliwungu, dikeluhan warga sekitar. Tempat Pembuangan Sampah (TPS) pasar yang terbuka dinilai tidak layak karena sering kali sampah berserakan di jalan hingga mengganggu kenyamanan masyarakat.
Salah satu warga, Misbah mengatakan, baunya sampah sangat menyengat, itu membuat banyak lalat hingga ke rumah warga.
Baca Juga: Lampaui Target, PAD Kudus 2024 dari Pajak Capai Rp197,1 Miliar
“Kalau sampah sampai menumpuk, bahkan sampah berserakan hingga menutup aliran air dari pasar. Jadinya air mengalir ke jalan, baunya sangat mengganggu, dan lingkungan sekitar, termasuk sekolah dan masjid, menjadi tidak nyaman,” bebernya saat ditemui di lokasi, Kamis (26/12/2024).
Menurutnya, TPS pasar yang terbuka membuat banyak pihak membuang sampah di lokasi tersebut, tidak hanya pedagang pasar tetapi juga warga dari berbagai tempat.
“Kalau TPS ini dipindah atau dikasih pagar agar tertutup dan ditulisi hinbauan. Sehingga warga lain yang ingin membuang sampah di sini tidak bisa,” ungkapnya.
Ia menuturkan, pengambilan sampah di pasar tersebut yang dilakukan sepekan hanya 1-2 kali. Sehingga membuat sampah menumpuk dan baunya menyengat.
Ahmad Riza, warga lainnya, mengusulkan agar sampah diangkut setiap hari untuk menghindari penumpukan dan bau tidak sedap. “Dulu ada kesepakatan untuk membangun benteng tinggi di TPS ini. Namun, sampai sekarang belum ada realisasinya, meski sudah dibahas dalam rapat bulan September lalu,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Pasar Mijen, Rihandoko menuturkan, permasalahan ini terjadi karena sampah di TPS tidak hanya berasal dari pasar, tetapi juga dari warga sekitar. Menurutnya, hal tersebut menjadi kendala dalam permasalahan sampah yang ada.
“Pengangkutan sampah terkendala di TPA, sehingga ada keterlambatan. Biasanya pengangkutan dilakukan satu hingga dua kali seminggu oleh Dinas PKPLH,” ujarnya.
Baca Juga: Santri Qudsiyyah Berharap KHR Asnawi Ditetapkan Jadi Pahlawan Nasional
Ia menyebut, pihak pasar telah berkoordinasi dengan Dinas Perdagangan untuk membantu pengangkutan sampah. Hal itu dilakukan agar permasalahan sampah di pasar itu dapat terselesaikan dengan baik.
“Masalah (pembuatan pagar TPS) itu kan butuh anggaran. Baru saja saya punya inisiatif untuk dibuat pagar, terkadang kan ada yang buang malam hari dari PKL, biar mereka tidak bisa buang di situ, dengan catatan kalau diijini dari dinas,” imbuhnya.
Editor: Haikal Rosyada