BETANEWS.ID, KUDUS – Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) kembali merebak di beberapa daerah di Jawa Tengah. Oleh karenanya, Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Kudus pun melakukan beberapa langkah antisipasi agar kasus tersebut tak meluas.
Kabid Peternakan, Dispertan Kabupaten Kudus, Arin Nikmah menyampaikan, bahwa kasus PMK memang masih ada. Di tingkat nasional, kasusnya meningkat dalam tiga bulan terakhir (Oktober-Desember 2024).
āUntuk Kabupaten Kudus pada periode yang sama tercatat dalam sistem pelaporan kesehatan hewan (Keswan) ada 60 penanganan kasus PMK. Saat ini semua ternak sudah sembuh tertangani dengan pengobatan,ā ujar Arin kepada Betanews.id melalui pesan singkatnya, Sabtu (4/1/2025).
Baca juga: Ratusan Sapi di Pati Terjangkit PMK, 20 MatiĀ
Dia mengungkapkan, ada beberapa upaya intervensi agar kasus PMK di Kudus tak meluas, di antaranya, peningkatan pengawasan lalu lintas ternak di pasar hewan di Kota Kretek.
āSelain itu kita juga melakukan peningkatan pengecekan kesehatan hewan di kandang-kandang peternak. Khususnya ternak sapi dan kerbau,ā bebernya.
Pihaknya juga terus gencar melakukan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) terkait virus PMK kepada para peternak. Pihaknya juga mengimbau agar para peternak selalu menjaga kebersihan kandang.
āJika para peternak menemukan sapinya atau kerbaunya mengalami tanda-tanda terkena PMK bisa segera melapor ke Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) atau dokter hewan atau petugas, agar bisa segera ditangani dan dilakukan pengobatan,ā ungkapnya.
Baca juga: Warga Diimbau Tak Melakukan Hal Ini Ketika Hewan Ternak Terinfeksi PMK
Selain itu, kata dia, yang tak kalah penting adalah penyediaan vaksin PMK. Sebab, dengan vaksin PMK maka virusnya akan segera mati dan ternak bisa segera sembuh.
āKita terus berupaya untuk penyediaan vaksin PMK. Kami juga rutin melakukan vaksinasi PMK kepada ternak milik warga,ā imbuhnya.
Editor: Ahmad Muhlisin