BETANEWS.ID, KUDUS – SMPN 5 Kudus memiliki program unggulan yang berhasil mencegah kenakalan siswa di sekolah melalui aplikasi SiAndung atau Sistem Informasi Anti Perundungan.
Kepala SMPN 5 Kudus, Abdul Rochim, menjelaskan, dengan adanya SiAndung, guru dapat lebih mudah dalam mengatasi perundungan pada siswa. Karena sebelumnya, pendataan masih dilakukan secara manual dan tidak cepat dalam penanganan.

“Sebetulnya pencegahan dan penanganan sudah berlangsung sejak lama, tapi secara manual dalam dokumentasi. Dengan adanya ini kami ingin lebih cepat dan efektif dalam melaporkan,” katanya saat ditemui di kantornya, Selasa (21/11/2023).
Baca juga: SMPN 4 Bae Kudus Raih Penghargaan Sekolah Adiwiyata Nasional
Untuk mengakses aplikasi tersebut, sekolah telah menyediakan beberapa barcode yang ditempel di beberapa tempat, di antaranya sudut-sudut kelas, perpustakaan, dan papan mading. Siswa dapat menggunakannya dengan cara memasukkan Nomor Induk Siswa Nasional (NISN) dan mengisi kolom aduan.
“Telah disepakati bahwa, si pelapor itu akan dijaga kerahasiaannya. Dengan laporan yang cepat maka perundingan bisa diantisipasi sejak dini,” ujarnya.
Setelah mengakses aplikasi SiAndung, lanjut Rochim, siswa akan dipanggil ke ruang Bimbingan Konseling (BK) untuk mendapatkan penanganan dari guru. Sedangkan prosesnya disesuaikan dengan kasus yang dialami oleh siswa.
“Jadi cara penanganannya, begitu ada pelaporan nanti kita identifikasi katagori perundungan seperti apa. Apabila ringan dengan bimbingan secara personal maka akan cepat selesai. Tapi ketika melibatkan beberapa pihak bahkan dirasa perlu mendatangkan orang tua, maka kita datangkan dan selesaikan secara kekeluargaan,” terangnya.
Baca juga: SDN 3 Singocandi Jadi Pionir Penerapan Kampanye Sekolah Sehat di Kudus
Menurutnya, saat ini tidak ada kasus perundungan berat yang terjadi di sekolah. Meskipun begitu, ia berharap dengan adanya aplikasi SiAndung lingkungan sosial siswa dapat terkontrol dan lebih kondusif.
“Sebetulnya jenis perundungan itu banyak, apalagi verbal dan saling ejek. Sehingga untuk perkelahian itu bisa kita minimalisir saat ada gejala itu sudah kita identifikasi,” pungkasnya. (adv)
Editor: Ahmad Muhlisin