BETANEWS.ID, KUDUS – Molornya Musim Tanam 1 (MT 1) membuat petani di Kecamatan Undaan kelimpungan. Akibatnya, mereka saling berebut air gelontoran dari Waduk Kedung Ombo yang digilir hinggan menyebabkan pertengkaran. Hal itu diungkapkan oleh salah satu warga Desa Sambung RT 7 RW 2, Kecamatan Undaan, Sulitiyono.
“Gara-gara air petani pada bertengkar, karena semua membutuhkan air. Itu disebabkan ketersediaan air yang tidak mencukupi, sehingga petani banyak yang berebut air,” katanya usai melakukan salat istisqa di lapangan Desa Undaan Kidul, Jumat (13/10/2023).
Ia menyebut, air kiriman dari Waduk Kedung Ombo sampai saat ini belum bisa maksimal mengairi sawah mereka. Makanya, para petani berikhtiar menggelar salat istisqa untuk meminta hujan pada Tuhan.
Baca juga: Petani Sebut Kekeringan Tahun Ini Paling Parah, Sebabkan Irigasi Pertanian Tak Maksimal
“Jelas kondisi ini membuat musim tanam mundur. Di kawatirkan nanti saat panen malah musim hujan, bisa saja kan hujan tambah deras, sehingga berdampak panen yang akan gagal, karena banjir,” jelasnya.
Sulistiyono menuturkan, ada sejumlah petani yang sudah melakukan penyebaran benih untuk pembibitan tanaman. Dengan ketersediaan air yang saat ini memang belum cukup, akibatnya benih yang ditebar gagal karena kondisi sawah yang kering.
“Saat ini ada beberapa petani yang sudah menebar benih. Jadinya ya kering dan bisa berimbas benih tidak bisa tumbuh,” jelasnya.
Baca juga: Petani Undaan Pasrah, Terpaksa Tunda MT 1 Karena Air Irigasi dari Waduk Kedung Ombo Tak Cukup
Camat Undaan, Arif Budiyanto, menambahkan, lahan pertanian di Undaan hampir 100 persen terdampak. Sebab, aliran air dari Waduk Kedung Ombo tidak bisa mencukupi kebutuhan pertanian di kecamatan tersebut.
“Biasanya untuk musim tanam mulai September awal. Saat ini ada sebagian petani yang sudah melakukan pembibitan itu gagal, karena memang air tidak bisa mencukupi,” imbuhnya.
Editor: Ahmad Muhlisin