BETANEWS.ID, KUDUS – Kekeringan yang disebabkan kemarau panjang berdampak pada molornya masa tanam (MT 1) di berbagai daerah termasuk Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus. Menurut salah satu petani, Nawi, kekeringan pada tahun ini disebutnya yang paling parah, karena sampai membuat stok air di Waduk Kedung Ombo tak cukup untuk mengairi sawah.
“Tahun ini sangat parah, karena ketersediaan air untuk musim tanam tidak begitu banyak karena memang dampak dari El Nino. Ketersediaan air di Waduk Kedung Ombo saat ini juga tidak mencukupi,” kata warga Desa medini itu, Senin (9/10/2023).
Ia menuturkan, kondisi ini sebenarnya pernah terjadi pada masa tanam 1 di 2019. Namun, waktu itu air Waduk Kedung Ombo masih mencukupi dan kemudian disusul dengan hujan yang bisa memenuhi kebutuhan air irigasi untuk petani.
Baca juga: Geram Tak Digubris Pemerintah, Petani Undaan Patungan Keruk Sungai Jeratun
“Dulu juga pernah musim tanam mundur, itu sekitar 4 tahunan yang lalu. Jadi dulu penggelontoran air di mulai awal Oktober, tapi kemudian disusul hujan sehingga masih aman, tidak seperti saat ini,” ungkapnya.
Meski begitu, Nawi yang menggarap sawah dengan luas lahan sekitar 5.500 meter persegi itu menyadari bahwa keadaan saat ini memang tidak bisa dipaksakan. Ia pun pasrah dengan kondisi sawahnya yang saat ini belum teraliri air.
“Mau bagaimana lagi, memang kondisimya seperti ini. Yang terpenting semua petani bisa sama-sama mengerti dan jangan sampai egois demi mementingkan kepentingan pribadi,” tuturnya.
Sambil menunggu giliran air untuk tanam padi pada 17 Oktober nanti, ia melakukan pembibitan di sawah lain. Mengingat, sudah hampir satu bulan setelah penggelontoran air dari Waduk Kedung Ombo, sawahnya masih kering kerontang.
Baca juga: Bendung Klambu Tak Bisa Cukupi Kebutuhan Air, MT 1 di Tiga Daerah Irigasi Dipastikan Mundur
“Sebenarnya untuk penggelontoran air ini dilakukan sejak 15 September lalu. Dengan ketersediaan air yang tak bisa memenuhi kebutuhan, akhirnya disepakati aturan sistem gilir air setiap tiga hari sekali,” bebernya.
“Pengennya petani paling tidak Januari sudah panen, karena gangguannya sedikit. Karena kalau sudah menginjak Februari banyak sekali gangguan, seperti hujan lebat disertai angin yang bisa merusak tanaman,” imbuhnya.
Editor: Ahmad Muhlisin