31 C
Kudus
Sabtu, September 23, 2023

Industri Manufaktur Jepara Tak Pengaruhi Minimnya Regenerasi Pengukir

BETANEWS.ID, JEPARA – Kehadiran industri manufaktur yang mulai memasuki Kabupaten Jepara pada tahun 2014 ternyata tak berpengaruh pada minimnya regenerasi pengukir.

Eunike Lenny Silas, pemilik dari PT. Els Artsindo (D’House of Art) yang berada di Jalan Raya Ngabul, Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara mengatakan, perkembangan industrinya yang bergerak di bidang ukir tak terpengaruh dengan industri itu.

Baca Juga: Kuota Pupuk Bersubsidi Minim, DKPP Jepara Sarankan Petani Gunakan Biosaka

Perempuan yang sudah 31 tahun menggeluti bisnis di bidang furniture tersebut mengatakan bahwa selama ini juga belum pernah mendengar adanya keluhan terkait menurunnya regenerasi ukir akibat hadirnya industri manufaktur di Jepara.

“Nggak, sejauh ini kita nggak pernah ada masalah (mencari pekerja baik yang mengukir maupun yang di bagian produksi), masih aman aman aja. Harusnya nggak berdampak (akibat dari adanya industri manufaktur), kalau di tempat saya nggak berdampak,” kata Lenny, Senin (28/8/2023).

Walau tak ada hubungannya dengan kehadiran industri manufaktur, saat ini ia juga kesulitan untuk mencari para pengukir baru. Keadaan tersebut menurutnya sudah terjadi kurang lebih selama 10 tahun terakhir.

Lenny total memiliki 30 karyawan yang bertugas sebagai pengukir. Mereka rata-rata berusia 40-60 tahun.

“Sekarang cari pengukir nya memang agak kesulitan, karena yang mau mengukir sekarang sudah semakin sedikit. Dulu waktu saya pertama kali datang ke Jepara mereka masih turun temurun, kalau sekarang sepertinya mereka lebih senang bekerja di kota atau di bidang lain misalnya,” katanya.

Baca Juga: Dua Pekerja Migran Indonesia Asal Jepara Meninggal di Malaysia

Namun hal tersebut menurut Lenny juga tidak berpengaruh terhadap berjalannya industri mebel yang ia kelola. Sebab sekarang, produk mebel atau furniture yang ia produksi juga mulai merambah pada produk yang bergaya kontemporer atau peralihan dari gaya klasik ke gaya retro.

“Minimnya regenerasi ukir nggak juga berpengaruh, karena dari sisi produk untuk yang ukir nya sudah mulai berkurang, jadi saya ambil produk yang retro, yang ukirannya tidak terlalu berat. Tetep ada ukiran tetapi yang bisa dikerjakan oleh pengukir baru yang bisa dicombain sama mesin,” katanya.

Editor: Haikal Rosyada

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

33,383FansSuka
13,322PengikutMengikuti
4,308PengikutMengikuti
118,000PelangganBerlangganan

TERPOPULER