Dalam literasi sejarah morfologi, Pegunungan Muria dan Pegunungan Kendeng dulu dipisah perairan. Para pakar geologi Belanda, perairan itu disebut sebagai Selat Muria. Kini wilayah di bekas selat tersebut masuk di wilayah Kabupaten Kudus, Pati, Demak dan Jepara.

Hal tersebut diungkapkan oleh Agus Hendratno, Departemen Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, saat ditemui Tim Liputan Khusus (Lipsus) Beta News, beberapa waktu lalu.

Agus Hendratno, pakar geologi UGM. Foto: Kaerul Umam

Pegunungan Kendeng itu muncul lebih dulu, materialnya berupa kapur. Kemudian muncul Gunung Muria yang gunung vulkanik. Selat Muria itu berada di kedua gunung tersebut

Agus Hendratno, Pakar Geologi UGM

Dia menjelaskan, secara geologi, Selat Muria menjadi wadah sedimentasi dari pelapukan tanah di lereng selatan Gunung Muria dan bagian utara lereng Pegunungan Kendeng. Dalam hitungan tahun kuarter (satu juta tahun), sedimen yang terus menebal tersebut kemudian membentuk daratan.

“Pegunungan Kendeng itu muncul lebih dulu, materialnya berupa kapur. Kemudian muncul Gunung Muria yang gunung vulkanik. Selat Muria itu berada di kedua gunung tersebut. Nama selat Muria merupakan representasi dari Gunung Muria,” ujar Agus saat ditemui di Yogyakarta.

Sedimen yang terbentuk dari akumulasi aliran sungai kedua pegunungan tersebut, kata Agus, membentuk dataran lebih rendah, jika dibanding dengan wilayah yang lebih dekat dengan dua pegunungan tersebut. Maka tak mengherankan, wilayah lebih rendah tersebut kini menjadi langganan banjir.

- advertisement -

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini