
Suara sirine ambulance terdengar nyaring dari balik gerbang kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kudus, siang itu. Tak lama, dua mobil ambulance masuk ke halaman kantor. Beberapa orang berpakaian hazmat putih satu persatu keluar dari mobil.
Satu di antara orang berbaju hazmat tersebut adalah Budi Yuwono (59), atau benyak orang memanggilnya dengan sebutan Mbah Bejo. Usai membersihkan baju hazmat, dirinya sudi berbagi kisah dan pengalamannya kepada Tim Liputan Khusus Betanews.id, menjadi relawan pemakaman jenazah Covid-19 di Kudus.
Mbah Bejo menjelaskan, dia bersama sejumlah rekannya sesama relawan tergabung di Tim Cekathil Link. Tim itu dibetuk karena ada kegagapan proses pemakaman secara protokol Covid-19 di awal pandemi tahun lalu.
“Saya ingat, awal-awal dulu saya hanya bersama sopir harus menggotong peti, menggali kubur sendiri, tentu kami kerepotan.”
Saiful Anas, Petugas Pemulasaraan
“Kami ini relawan BPBD. Karena tak tega melihat keterbatasan rumah sakit dalam proses pemakaman jenazah Covid-19, akhirnya kami sepakat untuk membantu. Kami kasihan melihat proses pemakaman yang hanya dilakukan beberapa orang dari rumah sakit,” ungkap Koordinator Lapangan Tim Cekathil Link itu, Senin (31/5/2021).
Tugas dari Tim Cekathil Link hanya membantu di proses pemakaman. Untuk proses pemulasaraan jenazah, sudah di-handle oleh petugas di rumah sakit. Setelah jenazah selesai dipulasara, relawan kemudian membawa dan menguburnya sesuai protokol.
Hal senada juga diungkapkan Saiful Anas, petugas pemulasaraan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Loekmono Hadi, Kudus. Ditemui di ruang pemulasaraan rumah sakit tempat ia bekerja, dia mengatakan, pada awal pandemi dulu merasa kesulitan untuk mengubur jenazah Covid-19.
“Saya ingat, awal-awal dulu saya hanya bersama sopir harus menggotong peti, menggali kubur sendiri, tentu kami kerepotan. Akhirnya kami meminta bantuan relawan FRPB (Forum Relawan Penanggulangan Bencana),” tutur Anas saat ditemui, Selasa (1/6/2021).
Sementara itu, Yulian Noor Widya (38), Ketua FRPB Kudus, mengatakan saat ini ada 20 orang yang tergabung di Tim Cekathil Link. Sebagai ketua, dirinya bertugas untuk berkoordinasi dengan rumah sakit, polsek, dan sejumlah pihak lain dalam proses pemakaman jenazah Covid-19.