Haryanto, Pemilik PO Haryanto sedang menunjukkan bagian garasinya. Foto: Kaerul Umam

Belasan bus terlihat terparkir di garasi Perusahaan Otobus (PO) Haryanto yang berada di Desa Ngembal Kulon, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus. Armada – armada tersebut terlihat ada yang diperbaiki mesinnya maupun ada juga yang dicat ulang. Sedangkan di garasi bagian barat, terlihat beberapa bus berwarna biru tapi belum ada gambar Menara Kudus dan tulisan Haryanto. Bus tersebut merupakan armada baru yang dibeli PO Haryanto di masa pandemi.

Ditemui oleh Tim Liputan Khusus Betanews.id di garasi miliknya, Haryanto, owner PO Haryanto mengatakan, pandemi setahun terakhir di Indonesia sangat memukul semua sektor usaha. Tak terkecuali usaha perusahaan otobus (PO). Ia mengaku PO Haryanto juga sempat terkena imbasnya, penumpang sepi sehingga pendapatan perusahaan berkurang drastis. Namun, hal tersebut tidak berlangsung lama. Kemudian bangkit dan malah di masa masih pandemi PO Haryanto mampu menambah armada.

Kalau kami beli armada memang niatnya menolong. Nantinya armada yang kami beli itu, kita perbaiki, bisa untuk menambah trayek,

Haryanto, Pemilik PO Haryanto

“Kami bersyukur mampu bangkit cepat di masa pandemi. Meskipun jumlah penumpang tidak sebanyak sebelum ada pandemi. Setidaknya kita punya pemasukan. Bahkan di masa pandemi, PO Haryanto mampu menambah 50 armada. Yang sudah datang itu ada 25 unit, serta kurangannya akan datang beberapa pekan lagi,” ujar Haryanto kepada tim liputan khusus Betanews.id, Rabu (21/4/2021).

Haryanto mengungkapkan, armada yang dibeli tersebut bukanlah bus baru dari dealer. Namun, bus bekas armada perusahaan otobus lain yang terdampak pandemi. Pembelian armada-armada tersebut tujuannya untuk menolong perusahaan otobus bersangkutan yang mengalami kerugian pada masa pandemi. Mungkin mereka butuh uang untuk menambal kerugian atau juga untuk membayar hutang.

Sebab kata dia, di masa pandemi memang banyak perusahaan otobus di Indonesia yang merugi bahkan gulung tikar. Mereka pun terpaksa menjual armadanya. Namun, menjual bus di masa pandemi juga tidak semudah membalikan tangan. Karena jarang yang berminat untuk membeli bus. Sebab ekonomi sedang susah sedangkan jumlah penumpang masih belum sebanyak dulu sebelum ada pandemi.

- advertisement -

“Kalau kami beli armada memang niatnya menolong. Nantinya armada yang kami beli itu, kita perbaiki, bisa untuk menambah trayek, bisa juga nanti kalau ekonomi sudah pulih dan ada yang berminat, serta harganya cocok bisa kita jual lagi,” ungkap suami penyanyi Nurhana tersebut.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini