BETANEWES.ID, PATI – Sebuah stand minuman di Jalan Kyai Pupus nomor 67, Desa Gajah Mati, Kecamatan Kota Pati terlihat cukup ramai, Kamis (12/11/2020). Di lapak berwarna serba kuning itu, dua orang di bagian dalam tampak membagi tugas dalam menyiapkan pesanan pembeli. Ada yang memblender buah, dan yang satunya memberikan toping setelah dituang dalam gelas plastik. Salah satunya adalah Dimas Prasetyo (20) Owner Frustacy.
Seusai melayani pembeli, Dimas bersedia menceritakan bisnis minuman yang buka mulai 14 September lalu itu. Menurut mahasiswa Institut Teknologi Telkom Purwokerto itu, idenya berjualan minuman kekinian karena ingin membantu perekonomian keluarganya. Selain itu, ia ingin mengembangkan hobinya dalam bidang kuliner.

“Awalnya mau membantu perekonomian keluarga, karena toko punya ibu sekarang sepi dan sekarang kan kuliah dilakukan sekarang daring, jadi pengen buat usaha karena memang dari masih SMP memang sudah hobi masak,” ujarnya.
Baca juga: Es Dawet Durian Pelangi Paling Ngehits di Kedai Azzam, Sehari Bisa Terjual Ratusan Porsi
Nama Frustacy, kata Dimas, diambil dari kata fruit dan tasty yang ia gabungkan menjadi Frustacy. Pemberian nama ini terinspirasi dari dosennya yang mengatakan, branding yang unik akan menarik perhatian konsumen.
“Jadi kata Frustacy itu diambil dari bahasa Inggris Fruits dan Tasty yang artinya buah dan enak. Nah, jus kan terbuat dari buah jadi saya gabung jadi Frustacy,” jelasnya.
Minuman yang dijual Frustacy memiliki rasa yang beragam mulai dari varian buah, capcin dan juga soft drink yang ia beri rasa buah. Yang menjadi unggulan adalah frusta mangga, minuman yang terbuat dari jus mangga dengan tambahan toping es krim dan whipped cream (krim kocok).
“Kalau di sini pelanggan bisa pilih topping sesuai selera dan dan masih jarang yang jual roti varian jus mangga dan alpukat yang dibuat seperti di sini,” ujarnya.
Baca juga: Dawet Kemayu Tanpa Santan di Sego Sambel Surabaya Iwak Pe Ini Diklaim Lebih Sehat
Stand yang buka dari pukul 10.00 WIB hingga 21.00 WIB itu menjual minuman dari harga Rp 6 ribu hingga paling mahal Rp 18 ribu. Itu tergantung varian dan ukuran cup yang dipilih dari ukuran medium hingga besar.
“Biasanya ramainya malam hari dan dalam sehari kira-kira bisa menjual 20 sampai 50 cup,” tandasnya.
Editor: Ahmad Muhlisin