BETANEWS.ID, PATI – Malam itu, di tepi Jalan P Diponegoro Nomor 29, Desa Keboromo, Kecamatan Tayu, Pati, asap tipis dari rebusan jahe berpadu tawa ringan para pembeli yang duduk di bangku plastik hadir dari sebuah gerobak kuning bertuliskan “Wedang Ronde Cabang Kajen”.
Dari balik gerobak, Kholik (35) bercerita, wedang ronde racikannya sebenarnya menggunakan bahan-bahan sederhana.
Baca Juga: Dari Jualan Kunir Asem hingga Dirikan Rumah Belajar, Kisah Syarifah Raih IPK Hampir Sempurna
“Paling bola-bola tepung ketan berisi kacang tanah. Penyajiannya kapai kuah jahe hangat dengan taburan kacang, kolang-kaling, dan potongan roti,” terangnya.
Kholik mengaku sudah berjualan wedang ronde sejak tahun 2013 saat masih merantau di Jakarta. Dari pengalaman itulah, ia dan teman-temannya akhirnya memutuskan untuk pulang kampung dan membangun usaha serupa di tanah kelahiran.
“Dulu saya jualan di Jakarta dari tahun 2013. Nah, mulai 2024, muncul ide buat pulang kampung. Kami buka cabang di Kajen Margoyoso, terus di Tayu juga, alhamdulillah sekarang ada di Wedarijaksa,” tutur Kholik saat ditemui, Sabtu (5/10/2025).
Menu yang ditawarkan pun beragam, mulai dari wedang ronde susu madu, skoteng, susu jahe madu, wedang jahe, STMJ, hingga jus pinang. Semua disajikan dengan harga yang terjangkau, mulai Rp5.000 hingga Rp12.000 per porsi.
Baca Juga: Cerita Atlet Sambo Banten, Gagal Jadi Pramugari, Sukses Raih Emas di PON Bela Diri Kudus 2025
Setiap hari, gerobak kuning ini buka dari pukul 17.00 hingga 00.00 WIB. Dalam satu malam, omzetnya bisa mencapai sekitar Rp600 ribu.
“Kalau pendapatan ya bisa naik turun sih, tergantung cuaca dan jumlah pengunjung. Tapi ya alhamdulillah banyak larisnya,” tambahnya.
Penulis: Wulan Divatia Dewi, Mahasiswa PPL PBSI UMK
Editor: Haikal Rosyada

