BETANEWS.ID, PATI – Pengelola wisata Kencana Bunuk Gong yang berada di Desa Bermi, Kecamatan Gembong, Pati, terus berupaya mengembangkan objek wisata itu, untuk menarik minat banyak pengunjung. Terbaru, pengelola menambah fasilitas agrowisata petik melon.
Memanfaatkan lahan seluas 30X10 meter, pengelola menerapkan metode pertanian modern untuk membudidayakan melon premium. Di sini, wisatawan bisa memilih dan memetik sendiri buah melon yang dikembangkan Kelompok Tani Sido Makmur tersebut.
Baca Juga: Liburan Seru dan Murah dengan Kemping di Pinggir Waduk Gembong Pati
“Selain untuk meramaikan wisata Kencana Bunuk meramaikan wisata Kencana Bunuk Gong, ini juga untuk edukasi lingkungan sekitar,” ucap Misbahul Ulum, Pengelola Wisata Petik Melon.
Ia menyebut, untuk tanaman melon yang dibudidayakan di green house tersebut adalah jenis super sweet D165. Untuk satu kilogramnya, pengunjung dikenakan harga Rp30 ribu.
Dira, salah satu wisatawan asal Tlogowungu mengaku penasaran untuk bisa wisata petik melon di Bunuk Gong tersebut.
“Ini tahunya dari kata orang-orang dan juga di medsos. Jadi penasaran kepingin ke sini,” ungkapnya.
Selain memetik melon sendiri, di lokasi tersebut dirinya yang datang bersama teman-temannya juga berswafoto.
Sementara Sutrisno, Kepala Desa Bermi menyampaikan, kalau budidaya melon ini baru pertama kali. Hal tersebut merupakan bantuan dari Kementerian Pertanian.
“Ini memang bantuan untuk Kelompok Tani Sido Makmur yang bekerja sama dengan BUMDes yang mengelola agrowisata. Pembagian keuntungan nanti BUMDes 30 persen dan kelompok tani 70 persen,” sebutnya.
Baca Juga: Mencicipi Nikmatnya Kopi Peninggalan Belanda di Pegunungan Muria Pati
Katanya, untuk musim pertama pengelolaan dibiayai oleh Kementerian Pertanian. Kemudian untuk tahap kedua dan selanjutnya diserahkan oleh kelompok tani.
Selain melon, pihaknya juga berencana mengembangkan buah kelengkeng. Untuk masa panen, katanya, bisa di luar musim panen di daerah lainnya. Menurutnya, pihaknya sudah melakukan uji coba beberapa pohon kelengkeng yang sudah ditanam di lokasi wisata itu.
Editor: Haikal Rosyada