31 C
Kudus
Kamis, Juni 12, 2025

Joni, Warga Purwodadi yang Sukses Bisnis Makanan Tradisional di Jepara

BETANEWS.ID, JEPARA – Klepon, bola ketan berwarna hijau yang diisi dengan gula merah dan disajikan dengan parutan kelapa, merupakan camilan tradisional yang selalu menggugah selera. Dengan tekstur kenyal dan rasa manis yang khas, klepon banyak digemari masyarakat, terutama saat pagi dan sore hari. Peluang inilah yang dimanfaatkan Joni Widodo (34), seorang pemuda asal Purwodadi, yang telah berjualan klepon.

Joni begitu ia akrab disapa, mengungkapkan bahwa selain klepon, ia juga munjual berbagai makanan tradisional lainnya. Joni sudah lebih dari empat tahun menjual makanan tradisional seperti klepon, getuk, gobet, dan cetot masih banyak peminatnya dari berbagai kalangan.

Baca juga: Punya Nama Unik, Marsotel di Jalan Mangunsarkoro Jepara Bikin Penasaran Pembeli

-Advertisement-

“Alhamdulillah jualannya lancar dan banyak peminatnya, mulai dari anak-anak sekolah, dewasa, hingga orang tua. Semua kalangan suka, apalagi saat sekolah masuk,” ujarnya saat ditemui di depan MA Hasyim Asy’ari Bangsri, Kabupaten Jepara beberapa waktu lalu.

Untuk harga, Joni menjual makanan tradisional ini dengan harga Rp500 per potong. Meskipun begitu, banyak pembeli yang biasanya membeli dalam jumlah banyak. Dalam sehari, omzet penjualannya bisa mencapai ratusan ribu rupiah. 

“Rata-rata pembeli membeli minimal Rp3.000, dan seringkali meminta campuran dari semua jenis makanan yang ada. Namun, yang paling laris di sini memang klepon. Kalau ramai, bisa mencapai ratusan ribu. Namun, kalau sepi, biasanya sekitar lima ratus ribu,” jelasnya.

Bisnis makanan tradisional ini bukan hanya dikelola oleh Joni sendiri. Makanan ini juga merupakan usaha milik saudaranya, yang kini telah memiliki empat cabang di Jepara.

Baca juga: Oven Kecil Jadi Saksi Bisu Lonjakan Pesanan Hampers Puding Natal Lil Oven Kudus di Tiap Tahun

Untuk jam buka, Joni biasanya berjualan mulai pukul 09.00 hingga 15:30 WIB, atau lebih awal tutup jika dagangannya habis lebih cepat. Usahanya yang mengandalkan camilan tradisional ini terus berkembang dan diminati banyak orang, terutama bagi mereka yang merindukan cita rasa makanan tradisional.

“Saat ini sudah ada empat cabang, di Bangsri, Kerasak, Sekuro, dan Mlonggo. Penjualan di Kerasak sedikit lebih rendah karena banyak yang memilih membeli di cabang Bangsri, yang merupakan cabang pertama,” tambahnya.

Penulis: M. Imam Shodiqin, Mahasiswa Magang Unisnu Jepara

Editor: Ahmad Rosyidi

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

TERPOPULER