BETANEWS.ID, KUDUS – Seorang pemuda memakai kaos abu-abu tampak sibuk menyortir ikan peliharaannya di luar ruangan. Sementara itu, di dalam ruangan, berjejer puluhan akuarium kecil berisi ikan guppy yang sudah dipisahkan berdasarkan jenis dan ukurannya. Dia tak lain adalah Fandy Ahmad Faisal (30), pemilik Bamantara Guppy Farm.
Fandy menjelaskan, usaha budidaya ikan guppy ini sudah ia jalani selama empat tahun terakhir, tepatnya sejak 2021. Pandemi COVID-19, yang kala itu membatasi aktivitas di luar rumah, justru menjadi titik balik bagi Fandy untuk memulai usaha ini.
Baca Juga: Barang Selundupan Bernilai Rp6,8 T Berhasil Diamankan Bea Cukai, Termasuk Moge
“Dulu pas awal saya coba-coba, beli ikan guppy 10 ribu dapat tiga ekor, terus saya kembangin dengan indukan yang agak mahal sedikit,” ungkapnya saat ditemui beberapa waktu lalu.
Berawal dari hobi aquascape, Fandy mulai tertarik mendalami dunia guppy. Ia mengaku mempelajari teknik breeding secara otodidak melalui YouTube dan berbagai komunitas di Facebook.
“Awalnya cuma iseng isi aquascape pakai guppy Rp10 ribu dapat lima, tapi setelah lihat-lihat di YouTube dan Facebook, makin tertarik. Akhirnya belajar breeding,” ujarnya.
Menurut Fandy, jenis ikan guppy sangat beragam, bahkan mencapai ratusan. Namun di Bamantara Guppy Farm, ia hanya memelihara sekitar 20 hingga 30 jenis. Hal ini karena tiap jenis harus dipisahkan agar garis genetik tetap jelas.
“Kalau main guppy memang banyak sekali jenisnya. Harus dipisah supaya genetiknya jelas,” kata Fandy.
Baca Juga: Progres Perbaikan Jalan Kudus-Purwodadi Capai 72 Persen
Ia menegaskan, kualitas genetik indukan sangat menentukan warna dan corak ikan guppy keturunannya. Bukan pakan yang memengaruhi keindahan warna, melainkan kualitas indukan.
“Kadang jenisnya sama, tapi harganya bisa berbeda karena coraknya beda. Itu tergantung dari indukannya,” tambahnya.
Penulis: Muhammad Fahmi Hidayatullah, Mahasiswa PPL UIN Sunan Kudus
Editor: Haikal Rosyada
