BETANEWS.ID, JEPARA – Di tengah teriknya matahari, Nisyam (43) tampak sibuk melayani pelanggan yang mampir ke gerobak es dawetnya di Pasar Ratu, Desa Jobokuto, Jepara. Kesegaran es dawet racikannya seolah menjadi pelepas dahaga bagi banyak orang, membuat lapaknya tak pernah sepi.
Sembari melayani para pelanggan, Nisyam berbagi cerita tentang usahanya itu. Ia menjelaskan, bahwa perjalanannya berjualan es dawet tak dimulai begitu saja. Sebelum memiliki usahanya sendiri, ia mengaku lebih dulu bekerja dengan orang lain.
“Dari tahun 2000 sampai 2005, saya hanya ikut orang. Waktu itu belum berani buka usaha sendiri. Tapi setelah dipikir-pikir, akhirnya memberanikan diri berjualan es dawet sendiri sejak 2006,” ujarnya.
Baca juga: Gonta-Ganti Jualan, Akhirnya Ali Mulai Temukan Kesuksesan di Crepes
Keputusan itu terbukti tepat. Dengan tekad dan kerja keras, ia mampu menjalankan usaha yang kini sudah berjalan hampir dua dekade.
Ia juga membeberkan, kunci dari es dawet buatannya yang selalu diminati pelanggan, tak lain adalah kualitas bahan yang ia gunakan. Semua dibuat sendiri, mulai dari dawet berbahan tepung kanji, santan dari kelapa segar, hingga gula aren asli yang memberikan rasa manis alami.
“Campuran gula aren dan santan bikin rasanya manis gurih. Ditambah dawet yang kenyal dan es batu yang mencair, bikin es dawetnya segar banget,” bebernya saat ditenui beberapa waktu lalu.
Baca juga: Dulu Jualan Keliling, Kini Silo Jajakan Es Teler yang Larisnya Bikin Omzet Melejit
Setiap harinya, Nisyam bisa menjual 100-150 porsi saat ramai, dan sekitar 80 porsi ketika sepi. Dengan harga Rp5.000 per gelas, pendapatannya berkisar Rp300 ribu hingga Rp500 ribu sehari.
“Alhamdulillah, hasil jualan ini bisa buat bayar kuliah anak,” tambah pria asal Banjarnegara itu.
Penulis: Ihza Miftahul Huda, Mahasiswa Magang Unisnu Jepara
Editor: Ahmad Rosyidi
