BETANEWS.ID, KUDUS – Di depan Universitas Muria Kudus (UMK), jejeran pedagang kaki lima sibuk melayani pelanggan. Salah satu yang paling mencolok adalah gerobak bakso berwarna hijau yang selalu dipenuhi pembeli. Suasana riuh pelanggan bercengkrama sambil menunggu pesanan bakso tampak hangat di sekitar gerobak tersebut.
Di balik gerobak itu, Burhan (48) terlihat sibuk melayani pelanggan. Mengenakan kaos abu-abu, pria asal Bandung ini adalah pemilik usaha Bakso Siraos Khas Bandung. Dengan cekatan, ia menyusun porsi demi porsi bakso sambil sesekali tersenyum kepada pelanggan setianya.
Setelah melayani pembeli, Burhan sudi berbagi cerita tentang usahanya itu. Ia mengungkapkan bahwa usahanya ini telah berjalan selama empat tahun. Sebelumnya, ia sempat menjajal berbagai usaha kuliner, seperti batagor dan siomay, sebelum akhirnya memutuskan fokus pada bakso.
Baca juga: Sego Godong Jati di Rendeng Kudus Ini Harganya Cuma Rp5 Ribu
“Menurut saya, bakso ini punya daya tarik tersendiri. Makanan ini tidak kenal musim, baik panas maupun hujan tetap cocok dinikmati,” ujarnya.
Burhan tak sekadar menjual bakso biasa. Bakso Siraos Khas Bandung menawarkan berbagai varian, mulai dari bakso urat, bakso mercon, bakso telur, hingga bakso jamur kuping. Pilihan menu yang beragam membuat pelanggan leluasa menentukan favorit mereka.
“Kalau yang paing banyak dipesan itu bakso urat,” ungkapnya saat ditemui beberapa waktu lalu.
Selain varian rasa, Burhan memberikan opsi unik, bakso dengan kuah atau disajikan kering tanpa kuah. Untuk melengkapi hidangan, ia menambahkan sayuran seperti daun bawang, seledri, dan timun segar.
Baca juga: Cipak Koceak, Jajanan Pedas Viral yang Bikin Anak Muda Ketagihan
Kesuksesan Burhan terlihat dari penjualannya. Setiap hari, ia mampu menghabiskan hingga 10 kilogram bakso. Mayoritas pelanggannya adalah mahasiswa UMK dan anak-anak sekolah di sekitar lokasi.
Dijual dengan harga mulai Rp 5.000, sajian bakso ini menjadi pilihan ekonomis yang lezat. Namun, usaha tersebut tak selalu mulus, Burhan menghadapi tantangan, terutama saat libur kampus.
“Kalau pas liburan, penjualan turun drastis. Biasanya setengah dari stok saja sudah bagus kalau liburan,” tambahnya.
Penulis: Arum Tri Handayani, Mahasiswa Magang PBSI UMK
Editor: Ahmad Rosyidi