BETANEWS.ID, KUDUS – Sejumlah pelaku usaha kecil di Kudus mengeluhkan kelangkaan elpiji subsidi 3 kg yang terjadi sejak pekan lalu. Kesulitan mendapatkan gas melon ini membuat mereka harus berkeliling mencari hingga ke luar wilayah tempat tinggalnya.
Noor Yudha Widyutama (37), salah seorang penjual batagor dan siomay di lapangan Desa Rendeng, mengatakan, dirinya mulai mengalami kesulitan mendapatkan elpiji sejak pekan lalu. Ia menduga, kelangkaan ini disebabkan oleh pengiriman yang tersendat akibat distribusi yang terhambat banjir.
Baca Juga: Lelang Pengelolaan Parkir Jalan Umum di Kudus Akan Jadi yang Pertama di Jateng
“Di pangkalan, saya biasanya dengan harga Rp22 ribu. Berhubung tempat pangkalan yang menjadi langganan saat ini kosong, setiap hari harus mencari di berbagai toko maupun pangkalan lain, bahkan sampai ke Ngembalrejo, tapi kalaupun ada, harganya sampai Rp26 ribu,” ungkapnya.
Akibat kelangkaan ini, Yudha mengaku tidak bisa berjualan secara maksimal. Waktu yang seharusnya digunakan untuk berjualan justru habis untuk mencari gas. Hal ini berdampak langsung pada pendapatannya yang menurun drastis.
“Dalam seminggu, saya butuh dua tabung gas. Sepekan ini saya harus berkeliling demi bisa mendapatkan gas untuk berjualan. Harapannya pengiriman kembali normal, stok tersedia, jadi kami tidak perlu mencari ke mana-mana,” ungkap warga Kelurahan Mlati Kidul, Kecamatan Kota/Kudus itu.
Hal serupa juga dialami oleh Lestari, pemilik Warung di Desa Dersalam. Ia menyebut kelangkaan elpiji sudah terjadi sejak 1 Februari. Bahkan dia mengaku kesulitan mencari elpiji 3 kg dalam empat hari terakhir.
“Saya pernah mau daftar ke pangkalan di Pedawang, tapi tidak boleh karena bukan wilayah saya. Kemudian saya sudah pernah mendaftar dengan KTP dan KK, tapi kadang dikasih, kadang tidak,” keluhnya.
Baca Juga: 3 Anak di Bawah Umur Berkomplot Curi Kotak Amal di Kudus
Sehingga Tari mengandalkan dua pengecer langganannya untuk mendapatkan elpiji. Biasanya, ia membeli dengan harga Rp22-23 ribu per tabung, tetapi kini harganya naik menjadi Rp25 ribu. Dalam sepekan, ia membutuhkan enam hingga tujuh tabung gas untuk operasional warungnya.
“Harapannya dipermudah untuk pembelian elpiji. Ini kan untuk mencari nafkah keluarga juga,” katanya.
Editor: Haikal Rosyada