31 C
Kudus
Selasa, Januari 21, 2025

PMK Kembali Merebak, Dispertan Kudus Tingkatkan Pengawasan

BETANEWS.ID, KUDUS – Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Kudus terus mengintensifkan pemeriksaan kesehatan hewan untuk mencegah penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK). Hal itu dilakukan karena saat ini kasus tersebut banyak ditemukan di sejumlah daerah.

Salah satu lokasi yang menjadi target pengawasan dan edukasi adalah kandang pedagang ternak di Desa Gulang, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus yang saat ini memelihara 40 ekor sapi.

Baca Juga: Magenta Bakal Gelar Lomba Fashion Show di Kudus

-Advertisement-

“Kami melaksanakan pemeriksaan dan memberikan edukasi kepada pedagang terkait PMK. Hal ini penting agar mereka tetap waspada terhadap kondisi kesehatan hewan serta menjaga kebersihan kandang,” ujar Arin Nikmah, Kepala Bidang Peternakan Dispertan Kudus, Senin (6/1/2025).

Ia menyebut, saat ini belum ada temuan terkait kasus PMK di Kudus, meski PMK merebak di sejumlah tempat. Menurutnya, sepanjang 2024 terdapat 135 kasus PMK di Kudus, dengan dua sapi mati dan delapan dipotong paksa. Sebagian besar ternak yang terkena, sekitar 90 persen, berhasil sembuh. Angka tersebut naik signifikan dibandingkan 2023 yang hanya mencatat 22 kasus. 

“Jadi kasus PMK di Kudus paling besar lonjakannya tiga bulan terakhir pada 2024. Kasus PMK meningkat dengan 67 kasus, tetapi hampir semua sembuh,” jelasnya.

Saat ini, kata dia, belum ada laporan kasus yang dilaporkan. Namun, Dispertan tetap fokus memantau kandang-kandang ternak, agar kasus PMK tidak terjadi seperti tahun kemarin.

“Kami berharap tidak ada lonjakan kasus seperti sebelumnya,” tambah Arin.

Ia menjelaskan, kebersihan kandang menjadi salah satu faktor utama pencegahan penyebaran PMK. Kemudian keluar masuk hewan, terutama bagi pedagang ternak juga menjadi salah satu penyebaran kasus. 

“Penyakit ini dapat menular melalui air liur, sisa makanan, hingga materi yang kontak dengan hewan terjangkit. Oleh karena itu, higienitas kandang harus dijaga,” tegasnya.

Dispertan menargetkan pengawasan di 12 titik pedagang dan 12 lokasi peternakan sapi perah pada Januari 2025. Dia berharap, langkah ini dapat mengendalikan penyebaran PMK dan meningkatkan kesadaran peternak terhadap pentingnya kesehatan hewan.

Baca Juga: Colo Muria Hasilkan Rp1,9 M di 2024

Kepala UPTD Puskeswan Kudus, Anton Cahyono menambahkan bahwa vaksinasi tetap menjadi salah satu langkah pencegahan utama. 

“Vaksinasi harus dilakukan setiap enam bulan. Meskipun saat ini vaksin terbatas, kami terus mendorong peternak untuk memvaksin ulang ternaknya,” ungkap Anton.

Editor: Haikal Rosyada

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

42,000FansSuka
13,322PengikutMengikuti
30,973PengikutMengikuti
151,000PelangganBerlangganan

TERPOPULER