31 C
Kudus
Selasa, Januari 14, 2025

Jelang Nataru, Harga Telur Melambung Tinggi Capai Rp31 Ribu Sekilo

BETANEWS.ID, KUDUS – Menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru), harga telur di Pasar Bitingan Kudus mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Kenaikan ini terjadi dalam sepekan terakhir, dengan harga telur ayam kini mencapai Rp31 ribu per kilogram.

Salah satu pedagang, Robihatudh Dhofiroh, menjelaskan, kenaikan harga tidak hanya terjadi pada telur ayam, tetapi juga pada telur bebek dan puyuh.

“Rata-rata harga telur naik semua, baik telur ayam, bebek, maupun puyuh. Harga telur ayam sekarang Rp31 ribu per kilogram, sedangkan telur bebek naik Rp100-200 per butirnya. Peningkatan harga mulai signifikan dalam satu pekan terakhir,” jelasnya saat ditemui, Senin (16/12/2024).

-Advertisement-

Baca juga: Jelang Nataru, Harga Bahan Pokok di Jepara Mulai Naik

Meski demikian, Robihatudh mengaku tidak mengalami penurunan daya beli. Masih banyak konsumen dari lokal maupun luar kota yang membeli telur di lapaknya tersebut.

“Di tempat saya daya beli masih sama. Sehari bisa jual 100 kilogram telur ayam, 5.000-10.000 butir telur bebek, dan 100-150 kilogram telur puyuh,” rincinya.

Ia menambahkan, sebagian besar pembelinya berasal dari luar kota dan membeli secara grosir untuk dijual kembali. Namun, keluhan konsumen atas kenaikan harga tetap dirasakan.

“Konsumen banyak yang mengeluh karena harga bahan pokok lainnya juga naik, seperti minyak. Banyak yang mencari telur retak karena lebih murah. Saya menyediakan, tapi tidak banyak. Selisih harganya sekitar Rp1.000-1.500,” tuturnya.

Para pedagang berharap kenaikan harga ini tidak berlangsung lama, mengingat tren biasanya akan turun usai tahun baru. Namun, mereka juga waspada karena memasuki masa puasa harga cenderung kembali naik.

Baca juga: PKL dan Pedagang Ayam Pasar Baru Kudus Akhirnya Rukun

Berbeda dengan Robihatudh, Erma Siti Khoiriyah justru mengaku, merasakan penurunan daya beli masyarakat hingga 30 persen. Tak hanya kenaikan harga, faktor lainnya penyebab menurunnya penjualan di lapaknya karena banyak pedagang atau konsumennya pada tutup.

“Saat ini pembeli sangat berkurang dan lesu. Karena banyak konsumen (pedagang) yang libur tidak jualan. Biasanya saya bisa jual sampai satu kuintal sehari, sekarang hanya 600-700 kilogram,” ujarnya.

Ia menyebut, di kala harga telur melambung, kebanyakan konsumen lebih memilih membeli telur yang agak retak. Sebab menurutnya, harga terpaut jauh dari harga normalnya yaitu selisih Rp4 ribu per butirnya. Meski begitu, dia tidak menyediakan telur retak itu.

Editor: Ahmad Muhlisin

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

42,000FansSuka
13,322PengikutMengikuti
30,973PengikutMengikuti
151,000PelangganBerlangganan

TERPOPULER