BETANEWS.ID, JEPARA – Jika biasanya rujak disajikan berupa potongan buah dicampur dengan sambal, rujak crobo memiliki cara penyajian yang berbeda. Buah yang sudah dibersihkan tidak dipotong melainkan diserut.
Buah yang telah diserut kemudian dicampur dengan sambal, perasaan jeruk nipis, dan air, sehingga saat disajikan juga lebih mirip seperti es buah, tapi dengan perpaduan rasa yang beraneka ragam.
Penjual Rujak Crobo, Ridwan (45), bercerita jika rujak crobo merupakan makanan tradisional dari Kabupaten Jepara. Rujak tersebut biasanya ditemukan saat bulan puasa atau mitoni yaitu tradisi tujuh bulan kehamilan bagi orang Jawa.
Baca juga: Rujak Ulek Cirebon di Purwosari Kudus Ini Harganya Cuma Rp10 Ribu, Pantas Ramai Terus
Agar rujak crobo lebih dikenal dan bisa dinikmati berbagai kalangan termasuk anak muda, ia kemudian mengkombinasikan rujak crobo dengan es krim.
“Bedanya rujak crobo ini, kan, ada kuahnya, jadi rasanya seger dari buahnya, terus ada perasan jeruk nipis juga. Biar ada inovasi, saya padukan dengan es krim. Jadi rasanya komplit, ada manis, pedes, asam, enaklah,” katanya saat ditemui di depan Kantor Dinas Ketahan Pangan dan Pertanian (DKPP) Jepara, Kelurahan Panggang, Jumat (16/8/2024).
Ia sendiri baru sekitar dua bulan berjualan rujak crobo. Ia mengatakan rata-rata pembeli tertarik untuk membeli karena namanya yang unik dan dipadukan dengan es krim.
“Pembeli yang sudah mencoba seneng sih, apalagi dicampur es krim, beda dari yang lain soalnya, kan. Yang pernah beli biasanya pasti ketagihan,” katanya.
Baca juga: Rujak Es Krim di Demak Ini Enak Dinikmati Saat Cuaca Panas
Satu porsi rujak crobo tanpa es krim ia jual dengan harga Rp7 ribu per cup. Jika ditambah es krim, harganya Rp10 ribu per cup. Ia biasanya berjualan dari pukul 9.00-16.00 WIB.
Santoso (45), Warga Kelurahan Pengkol mengatakan ia sengaja membeli rujak crobo karena sudah lama tidak menikmati makanan tersebut. Apalagi, saat ini tidak banyak menjual rujak crobo.
“Rasanya enak, ya, apalagi dicampur es krim. Ada manis, pedes, komplet lah. Ini kan makanan tradisional khas orang tua dulu, nyarinya juga susah ini,” katanya.
Editor: Ahmad Muhlisin