BETANEWS.ID, KUDUS – Rujak ulek khas Cirebon yang viral di berbagai daerah kini sudah ada di Kudus, tepatnya di Jalan Ganesha Raya, Desa Purwosari, Kecamatan/Kabupaten Kudus. Rujak yang secara tampilan sangat berbeda dengan rujak kebanyakan ini bisa dinikmati dengan harga Rp10 ribu.
Penjual rujak Cirebon, Rohman (33), mengatakan, perbedaan rujaknya dengan yang lain adalah pada sambalnya. Dia menggunakan campuran pisang klutuk untuk menambah cita rasanya. Selain itu, pisang klutuk juga bisa membuat sambal lebih tahan lama.

“Usaha rujak ulek sudah dari 2019. Dulu penjual rujak belum banyak sehingga kompetitornya masih sedikit. Sebelum ke sini, pernah ke Jakarta sekitar 2017. Saya belajar membuat rujak ulek di sana. Kemudian, setelah dari Jakarta ikut teman ke Kudus dan disarankan untuk jualan rujak ulek Cirebon saja,” terangnya saat ditemui, Sabtu (20/01/2024).
Baca juga: Outlet Nyemil Pagi Malam, Tempat Cari Jajanan Korea dan Jepang Harga Mulai Rp5 Ribu di Kudus
Usaha rujak ulek miliknya itu buka setiap hari mulai pukul 09.00-17.00. Biasanya, dalam sehari bisa menjual hingga 30 bungkus rujak. Rohman mengungkapkan, rujak ulek miliknya terdapat dua jenis yaitu rujak potong dan rujak parut. Di antara kedua jenis rujak itu, lebih banyak pembeli yang memilih rujak potong.
“Biasanya yang beli tidak hanya dari orang Kudus saja. Pernah ada dari orang Pati datang ke sini. Mereka taunya dari Google Maps,” tambahnya.
Selama berjualan rujak ulek, dirinya mengungkapkan adanya kesulitan dalam menjalankan usaha. Salah satunya adalah sulitnya mencari pelanggan pada waktu itu. Dia menuturkan, dulunya tak banyak pembeli yang tahu mengenai rujak ulek, apalagi rujaknya asli Cirebon. Sehingga, harus benar-benar menyesuaikan dengan lidah orang-orang Kudus. Namun, lambat laun rujak ulek Rohman mulai dikenal masyarakat.
“Memang saat datang ke Kudus tujuannya berjualan, jadi, ya, mau tidak mau harus bertahan. Sebetulnya, awal-awal dulu ramai yang beli setelah banyak yang tahu. Pernah saat itu saat musim hujan penjualan sempat menurun drastis, sempat kaget dengan situasi itu. Tapi, alhamdulillah sekarang ini sudah mulai terbiasa mau ramai atau sepi,” ucap ayah satu anak itu.
Editor: Ahmad Muhlisin