BETANEWS.ID, KUDUS – Dua orang wanita dan seorang kakek terlihat sedang menyiapkan dagangannya di Jalan KH Wahid Hasyim, Magersari, Panjunan Kulon, Kecamatan/Kabupaten Kudus. Ada yang membawa ember berisi mangkuk, ada yang menyiapkan nampan berisi gorengan dan nasi bungkus. Berselang sekitar 15 menit, tepatnya pukul 10.00 WIB, warung Es Gempol Pleret Pak Masykur itu sudah siap melayani pembeli.
Tak berselang lama, tampak pembeli mulai berdatangan. Masykur, selaku pemilik warung terlihat duduk di pinggir warung sembari melihat anak-anaknya melayani para pembeli.

Sesekali, ia tampak menyapa pembeli. Senyum dan cara menyapanya yang ramah menggambarkan seolah Masykur sudah mengenal pelanggan itu sejak lama. Wajar saja, ternyata warung es gempol pleret tersebut sudah ada sejak 45 tahun lalu.
Baca juga: Cita-Cita jadi Pengacara Pupus, Yono Kini Jadi Pebisnis Ulung yang Punya Banyak Usaha
Saat ditemui di warungnya, Kakek berusia 80 tahun itu sudi berbagi kisah kepada Betanews.id tentang usaha tersebut. Meski tak mudah saat awal memulai usaha, tapi hal itu tak membuat Masykur menyerah.
“Saya mulai menjual es gempol pleret sejak 1979. Waktu awal-awal, ya, belum laris, paling sehari laku 5-10 porsi,” ungkap bapak tujuh anak itu.
Masykur juga membeberkan tips dalam merintis usaha. Menurutnya, kunci sukses dalam membangun sebuah usaha adalah konsisten.
“Selain konsisten, kalau usaha makanan atau minuman harus menjaga rasa. Ramah kepada pembeli juga penting. Saya dulu mulai dari nol, sekarang alhamdulillah terlihat hasilnya,” ungkapnya, Rabu (03/07/2024).
Baca juga: Tak Bisa Kerja Berat Akibat Kecelakaan, Yanto Temukan Bisnis Ringan yang Menguntungkan
Terkait rasa, Masykur melanjutkan, bahwa ciri khas es gempol pleret buatannya ada pada siropnya. Ia mengaku, khusus sirop dirinya meracik sendiri.
“Sirop saya buat sendiri, gulanya pakai gula asli. Kalau yang lain kan bisa saja beli sirop jadi, tapi saya lebih suka buat sendiri karena tahu takarannya. Sedangkan gempol dan pleretnya, saya pesan dari Mayong, Jepara,” terang warga asli Kudus itu.
Es gempol pleret Masykur dijual dengan harga Rp7 ribu per porsi. Dalam sehari, ia mampu menjual setidaknya 75 hingga 100 porsi. Tak hanya es gempol pleret, warung Masykur juga menjual nasi kering, sate usus, sate keong, telur puyuh, dan gorengan.
“Dalamnya, ya, ada gempol, pleret, mayang, sirop, dan santan. Bagi yang suka tape ketan juga bisa ditambah tape ketan. Kalau pelanggan ya banyak juga yang dari luar Kudus, seperti Jepara, Demak, Semarang, bahkan ada juga orang Kalimantan yang langganan di sini,” tambahnya.
Penulis: Ella Kartika Sari, Mahasiswa PPL IAIN Kudus
Editor: Ahmad Rosyidi