BETANEWS.ID, KUDUS – Beberapa kuli terlihat sedang memetik melon dan menaruhnya di keranjang sebelum akhirnya dipikul menuju truk yang sudah terparkir. Panen melon yang dilakukan berada tepat di area persawahan Kelurahan Melati Kidul, Kecamatan/Kabupaten Kudus. Tampak juga seorang pria berada di sebuah gubug sawah, sedang melihat proses panen melon. Dia adalah Jumadi, seorang penebas yang juga seorang petani melon.
Saat ditemui, Jumadi kemudian berbagai kisah sebagai seorang petani. Ia menuturkan, menjadi petani melon sudah ia lakoni sejak 15 tahun lalu hingga saat ini. Jatuh bangun sebagai petani juga ia rasakan, bahkan ia pernah merugi hingga puluhan juta, akibat gagal panen.
Baca Juga: Tak Bisa Kerja Berat Akibat Kecelakaan, Yanto Temukan Bisnis Ringan yang Menguntungkan
“Pernah itu saya mengeluarkan modal sampai Rp50 juta untuk sewa lahan dan perawatan melon mulai tanam hingga panen. Hasil panennya malah hanya dapat Rp9 juta, jadi itu sangat-sangat rugi. Padahal untuk harga sedangbagus, mencapai Rp11 ribu di tingkat petani,” bebernya, Selasa (7/5/2024).
Kerugian yang dirasakan itu, disebabkan karena lahan yang ditanami terkena banjir dan baru dirasakan beberapa bulan terakhir. Meski begitu, ia tak kapok dengan kondisi tersebut. Bahkan ia bercita-cita untuk menanam melon dengan instalasi green house, yang dianggapnya lebih efektif.
“Tapi untuk modal membuat green house juga cukup besar, seperti punya teman saya yang saat ini sudah berjalan baik. Namun hasilnya bisa dirasakan. Untuk instalasi green house kemungkinan tak ada hama yang menyerang tanaman,” ungkap warga Desa Gulang, RT 4 RW 4, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus itu.
Tak hanya sebagai seorang petani yang menanam melon dengan sistem sewa lahan orang, Jumadi juga mengaku sebagai penebas melon. Sudah tiga tahun terakhir, hasil panen milik petani ia tebas untuk dikirim ke beberapa daerah. Seperti musim panas ini, banyak bakul yang berminat beli melon.
“Ramainya seperti sekarang, bakul pada telpon semua minta barang, tapi barang saat ini sedang menipis, gara-gara gagal panen. Untuk stok bakul di Kudus saja ini belum cukup, jadi saya priotaskan yang di Kudus dulu. Sebenarnya kirim melon pernah ke Indramayu, Pemalang, Kendal, Penggaron,” jelasnya.
Ia menjelaskan, sebagai seorang penebas harus berjiwa dan bermental baja. Sebab, salah perhitungan dalam spekulasi akan mempengaruhi laba dan ruginya pendapatan. Artinya dalam menjalani sebagai seorang penebas ia juga merasakan rugi dan untung.
Baca Juga: Kisah Dani Rintis Junior Mahar, Ternyata Hobi Bisa Datangkan Cuan
“Rugi maupun untuk itu hal yang lumrah. Semua ada resikonya, jadi mental harus kuat. Keuntungan yang saya rasakan, di satu lokasi keuntungan bersih capai Rp15 juta. Sehingga apapun itu, kita nikmati saja prosesnya,” tutur pria berusia 42 tahun itu.
Ia memperkirakan, hasil tebasan proses panen melon di area persawahan Kelurahan Melati Kidul, Kecamatan/Kabupaten Kudus itu setidaknya bisa untung bersih sekitar Rp2,5 juta. Hal itu karena kondisi melon yang dipanen hanya sedikit.
Editor: Haikal Rosyada