31 C
Kudus
Sabtu, November 1, 2025

Punden Keramat Dukuh Masin Simpan Kisah Percintaan Putri Sunan Muria

BETANEWS.ID, KUDUS – Terdapat dua makam atau pasarean dengan nama Raden Ayu Dewi Nawangsih dan Raden Bagus Rinangku di situs keramat yang berada di Dukuh Masin, Desa Kandangmas, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, .

Lokasi makam yang jauh dari titik Alun-alun Simpang Tujuh Kudus berjarak sekitar 17 kilometer itu membutuhkan waktu jarak tempuh sekitar 31 menit. Sesampainya di lokasi, pengunjung atau peziarah menempuh perjalanan dengan berjalan kaki sekira 200 meter dari tempat parkir menuju makam.

Baca Juga: Sempit, Jembatan Peninggalan Belanda di Karangsambung Kudus Segera Dibangun

-Advertisement-

Rimbunnya pepohonan menuju makam membuat suasana sejuk saat berada di dekat lokasi makam. Makam Raden Ayu Dewi Nawangsih dan Raden Bagus Rinangku menjadi salah satu makam yang dikeramatkan dan dipercayai memiliki cerita mistis.

Sumartono, Ketua pengelola Punden Keramat Dukuh Masin menuturkan, Dewi Nawangsih merupakan putri dari Sunan Muria dan Bagus Rinangku adalah seorang pemuda berketurunan Kerajaan Mataram. Awal mula keduanya bertemu, saat Bagus Rinangku dengan niat berguru dengan Sunan Muria.

Setelah menjadi murid dari Sunan Muria, kata Sumartono, Bagus Rinangku kemudian ditugasi menjaga lahan pertanian (yang saat ini menjadi Dukuh Masin) dari gerombolan yang mengatasnamakan diri sebagai gerombolan Macan Putih. Sebab, pada masa itu Desa Colo tidak aman dari gerombolan tersebut yang isinya merusak.

“Akhirnya den Bagus Rinangku diberi pekerjaan oleh Sunan Muria disuruh menjaga padi di wilayah sini, Dukuh Masin Muria sebelah selatan. Kemudian den Ayu putrinya (Sunan Muria), sering datang ngirim makanan, akhirnya keduanya saling suka karena witing tresno jalaran soko kulino,” bebernya usai acara Tradisi Sewu Sempol, Kamis (7/3/2024).

Namun kedatangan Bagus Rinangku, membuat salah satu murid dari Sunan Muria yakni Cibolek (nama samaran), cemburu. Sebab, sebelumnya Dewi Nawangsih banyak diincar sebagian murid Sunan Muria, termasuk Cibolek, karena memiliki paras yang cantik.

Melihat kedekatan keduanya di sawah berduaan, lanjutnya, Cibolek pun melaporkan kepada Sunan Muria yang dianggap tidak sopan. “Akhirnya mereka diberitahu sama Cibolek kepada Sunan Muria, ‘kanjeng sunan, anak panjenengan (Raden Ayu) tidak sopan, berdua di tegalan dengan den Bagus Rinangku. Akhirnya dibuktikan Kanjeng Sunan Muria, kenyataannya, mereka masih pacaran,” ujarnya.

Singkat cerita, Sunan Muria tidak melarang hubungan mereka, hanya saja Dewi Nawangsih selalu diberi nasehat untuk tidak berbuat tidak sopan saat berada di tegalan. Namun, Cibolek tidak menyerah untuk menghasut Sunan Muria agar hubungan putrinya tersebut kandas.

Mulai dari memfitnah Bagus Rinangku yang membiarkan padi rusak karena dimakan burung, hingga berkali-kali memfitnah Dewi Nawangsih dan Bagus Rinangku melakukan hal yang tak sepantasnya di sawah saat tengah berduaan. Namun, semua itu justru membuat Sunan Muria curiga.

“Pas malam hari pada tidur di pondok, Sunan Muria sengaja datang dan melihat ada sinar yang terang, lalu Sunan Muria mendekat dan mengikat sarung dari sumber sinar itu. Pas subuh, diketahui ternyata sarung itu yang dipakai Bagus Rinangku,” jelasnya.

Baca Juga: Kembali Terpilih Jadi Ketua PWI Kudus, Annas Siap Tingkatkan Kualitas Wartawan

Sunan Muria akhirnya menyadari bahwa Bagus Rinangku memiliki keistimewaan. Lalu, saat Ia mengetahui putrinya tengah berduaan lagi dengan Bagus Rinangku, Sunan Muria meminta Dewi Nawangsih untuk pulang. Namun, Dewi menolak bila pulang tanpa Bagus Rinangku.

“Akhirnya diancam akan dijemparing (dipanah), tapi karena ada setan jadinya jemparing itu lepas ke arah Dewi Nawangsih tapi dihadangi oleh Bagus Rinangku. Jadinya mereka meninggal,” pungkasnya.

Editor: Haikal Rosyada

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

TERPOPULER