BETANEWS.ID, JEPARA – Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jepara, Arwin Noor Isdiyanto, mengungkapkan 16 kecamatan berisiko terjadi bencana di musim hujan. Musibah itu mulai dari banjir, banjir rob, tanah longsor, angin kencang, hingga gelombang tinggi.
Menurutnya, banjir bandang sering terjadi di Desa Sumberejo dan Clering, Kecamatan Donorojo; longsor di Desa Kunir dan Tempur Kecamatan Keling; serta banjir di Wilayah Perkotaan.
Sedangkan bencana gelombang tinggi, menurutnya, rawan terjadi di Kecamatan Jepara, Kedung, Mlonggo, dan Karimunjawa. Kemudian bencana angin kencang merata di seluruh kecamatan.
Baca juga: Jadi Lokasi Rawan Air, PDAM Tirta Jungporo Akan Benahi Layanan di Tiga Daerah Ini
Sedangkan yang jadi langganan banjir adalah Desa Gedangan Kecamatan Welahan; Sowan Klidul, Kecamatan Kedung, dan Batukali, Kecamatan kalinyamatan.
”Kita antisipasi semuanya. Seluruh stakholder dan masyarakat sudah mulai bersiap untuk penanggulangan bencana,” ungkap Arwin usai Apel Siaga Bencana di di Halaman Kantor Sekretariat Daerah Jepara, Selasa, (12/12/2023).
Penjabat (Pj) Bupati Jepara, Edy Supriyanta menambahkan, ‘menurut prakiraan, puncak musim penghujan di Kabupaten Jepara terjadi pada Januari sampai April 2024. Berdasarkan Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI), Kabupaten Jepara masuk risiko sedang dan menduduki peringkat 13 di Jawa Tengah.
Indeks risiko ini berhasil ditekan dalam empat tahun terakhir. Pada 2021 indeks menunjukkan risiko bencana di Kabupaten Jepara menyentuh 135,11 poin dan turun menjadi 122,27 poin pada 2022.
”Indeks ini tidak hanya dinilai dari banyaknya bencana, tetapi kesiapsiagaan masyarakat juga mempengaruhi indeks ini,” terangnya.
Baca juga: Mulai Masuk Musim Penghujan, Jepara Masih Dilanda Kekeringan
Pj Bupati menjelaskan, salah satu upaya antisipasi banjir di wilayah Jepara antara lain dilakukan pengerukan di Sungai Serang Wulan Drainase (SWD) I dan SWD II yang dilakukan oleh Kementerian PUPR.
Selain itu, Pemerintah Kabupaten Jepara telah menyiapkan anggaran belanja tidak terduga pada tahun 2024 sebesar Rp6 miliar guna penanganan bencana.
Editor: Ahmad Muhlisin