BETANEWS.ID, KUDUS – Penjabat (Pj) Bupati Kudus, Bergas C Penanggungan mengklaim warga Kudus banyak yang sejahtera. Bahkan, warganya tidak ada yang masuk dalam kategori miskin ekstrem. Menurut Bergas, data itu ia dapatkan dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kudus.
“Di Kudus itu hanya berhenti di kategori miskin. Untuk kemiskinan ekstrem itu ndak ada,” ujar Bergas di acara santunan kepada imam, marbut masjid dan musala di Lapangan Tenis Pemerintah Kabupaten Kudus, Rabu (13/12/2023).
Artinya, lanjut Bergas, masyarakat Kudus itu sangat luar biasa. Karena dengan kreatifitasnya dapat meningkatkan perekonomian.
Baca juga: Di Kudus Ternyata Masih Terdapat Ribuan Warga yang Tergolong Miskin Ekstrem
“Tentunya hal itu juga berdampak untuk kesejahteraan masyarakat,” ungkap Bergas.
Klaim Bergas tersebut tentu berbanding terbalik dengan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kudus. Data 2022 di Kudus masih terdapat 5.640 warga yang masuk kategori miskin ekstrem atau 0,64 persen dari total penduduk.
Jumlah itu sebenarnya mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya yang sebanyak 8.840 jiwa. Namun, apakah mungkin dalam tempo satu tahun, Kudus mampu zero kemiskinan ekstrem?
Baca juga: Kemiskinan Ekstrem di Jateng Tinggal 1,1 Persen, Target Tuntas di 2024
Sementara saat dihubungi terpisah, Kasi Statistik Sosial BPS Kudus, Ida Sofiarini, mengatakan, untuk data kemiskinan ekstrem 2023 belum keluar.
Sebagai informasi, istilah kemiskinan ekstrem dimunculkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Cara menghitung angka kemiskinan di dunia adalah berdasarkan paritas daya beli (Purchasing Power Parity atau PPP). Untuk Indonesia, penduduk yang berpengeluaran di bawah Rp11.604 sehari masuk kategori miskin ekstrem.
Editor: Ahmad Muhlisin