BETANEWS.ID, KUDUS – Nur Hayati terlihat sibuk mempersiapkan pesanan pelanggan yang memesan Dawet Waluh di rumah produksi Elbina, Desa Bulungangkring RT 3 RW 3, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus. Ia terlihat memasukan satu persatu isian es batu, gula, cendol yang terbuat dari labu, dan susu UHT. Setelah jadi, dawet itu tampak dikemas untuk kemudian diantarkan kepada pembeli.
Usai menyelesaikan pekerjaannya itu, wanita yang akrab disapa Nur itu bersedia berbagi informasi tentang kreasi pembuatan Dawet Waluh tersebut. Ia menuturkan, produk tersebut sudah berjalan satu tahun lebih dengan penjualan yang lumayan banyak, meski hanya melayani pesanan saja.
“Kalau di rata-rata, dalam sehari bisa menjual 50 cup. Sehingga dalam satu bulan bisa diakumulasikan dengan penjualan sekitar 300 cup. Untuk permintaan saat ini hanya bisa melayani secara pesanan karena memang tidak membuka outlet,” ungkapnya, Kamis (26/10/2023).
Baca juga: Segarnya Es Klamud di Tanjungkarang Kudus yang Ampuh Hilangkan Dahaga
Menurutnya, labu mempunyai kandungan protein dan kandungan betakaroten yang baik bagi tubuh, sehingga ia menjamin bahan yang digunakan aman untuk dikonsumsi.
“Dawet Waluh ini tidak menggunakan santan dan hanya menggunakan susu UHT karena banyak konsumen yang tidak suka dengan santan yang mengandung kolesterol. Sedangkan untuk gula menggukan palem yang rendah glukosa,” tuturnya.
Ia mengatakan, untuk peminat Dawet Waluh tersebut dari berbagai kalangan mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Sementara untuk pembeli, datang dari sekitaran rumahnya saja. Selain itu juga banyak dipesan saat ada acara-acara pertemuan dan lain sebagainya.
“Untuk harga saya patok ekonomis, yakni dengan harga Rp6 ribu per cup. Kebanyakan pembeli merasa cocok dengan rasa dawet ini, karena mereka banyak yang datang kembali untuk memesan,” jelasnya.
Editor: Ahmad Muhlisin