BETANEWS.ID, DEMAK – Harga bawang merah saat ini belum menunjukkan tanda-tanda menjadi stabil. Akan tetapi, hal itu tidak membuat Sunaryo, petani di Kabupaten Demak kapok.
Petani asal Desa Kedungwaru Kidul, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak mengaku, selama delapan tahun menjadi petani tidak pernah absen untuk menanam bawang merah.
“Namanya petani kan tidak kapok, tidak menyerah, karena memang itu yang diandalkan dalam kehidupan perekonomian. Masalah murah atau mahalnya (harga) kan bagaimama cukup tidaknya kan ujian,” katanya, Jumat (20/10/2023).
Baca Juga: Petani Demak Lega Harga Pupuk Subsidi Stabil
Memiliki luas lahan 3.000 meter persegi ia bagi dalam dua petak sawah. Lahan seluas 2.000 meter persegi untuk ditanami padi dan bawang merah, serta lahan seluas 1.000 meter persegi ia tanami bawang merah.
Pada masa tanam (MT 1) ini, Sunaryo telah menebar bibit sebanyak 3 kwintal bawang merah. Saat ini usia tanamannya menginjak umur dua minggu dan rencananya akan panen pada awal Desember mendatang.
“Saya pakai bibit sendiri hasil tanam MT 3 kemarin. Separuhnya dijual dan dibuat bibit. Kalau beli bibit paling Rp15 ribu per kilogram, “ujarnya.
Sunaryo menerangkan, dalam perawatan pertumbuhan bawang merah ia sudah menghabiskan uang sebanyak Rp1 juta sekali pemupukan. Sedangkan untuk sampai masa panen, ia harus melakukan pemukulan sebanyaj tiga kali.
“Pupuknya pakai NPK Ponska kira-kira 70 kilogram, ini baru pertama. Minimal kalau tanamanya sudah bagus ya dua kali pupuk, kalau tidak bagus tiga kali,” paparnya.
Baca Juga: Dulu Tergenang Air, Lahan Nganggur di Jogoloyo Demak Kini Produktif
Menurutnya tidak banyak petani di wilayahnya yang berani menanam bawang merah karena harga yang masih di bawah standar. Namun, Ia hanya bisa berharap panen raya kedepan, harga bawang merah dapat stabil kembali.
“Kalau harga sekarang Rp15 ribu per kilogram, paling dapatnya Rp15 juta. Tapi kalau harganya stabil lagi sampai Rp30 ribu per kilogram, ya bisa dapat Rp25-30 juta,” pungkasnya.
Editor: Haikal Rosyada
