BETANEWS, DEMAK – Kepala Bidang (Kabid) Pertanian dan Holtikultura, Dinas Pertanian dan Pangan (Dinpertanpangan) Demak, Heri Wuryanta, menyebut efek terjadinya fenomena El Nino dapat mempengaruhi hasil produksi dan kualitas gabah di Kabupaten Demak. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi situasi tersebut.
Dia menjelaskan, salah satu yang menjadi kendala produksi gabah yakni pada pengairan sawah. Akibat kemarau panjang membuat debit air mengalami penyusutan secara masif, sehingga lebih diutamakan untuk kebutuhan pokok keluarga dan jadwal tanam padi masa tanam (MT) 1 menjadi mundur.
“Air saat kan tidak sesuai dengan yang dikehendaki. Jika dalam satuan pertahun, ini kan sebagian tidak terhitung pada tahun ini, tapi masuk di tahun depan. Secara otomatis berkurang,” katanya pada Betanews.id saat ditemui di kantornya, Senin (16/10/2023).
Baca juga: Demak Targetkan Tanam Padi 47.929 Ha di MT 1, Baru Terealisasi 813 Ha
Heri mengatakan, realisasi luasan tanam padi pada MT 1 di Demak pada bulan Oktober ini baru mencapai 813 hektare. Padahal pada tahun 2023 ini luasan lahan tanam padi ditargetkan 47.929 hektare. Heri menyebut, jika kemarau panjang terus berlanjut, dikhawatirkan panen baru bisa dilakukan tahun depan.
“Target 2023 menurun karena masuk tahun 2024, jadi mundur. Tetap kalau airnya berkurang produksinya tidak bisa maksimal,” terangnya.
Tidak hanya hasil produksi, menurut Heri, kualitas gabah juga diperkirakan mengalami penurunan akibat fenomena El Nino. Kurangnya gelontoan air membuat sejumlah lahan persawahan menjadi puso.
“Penurunan kualitas bisa jadi, karena kan airnya sedikit. Kalau ada yang puso kan menurunkan banyak. Seperti di Karangtengah kan ada puso 35 hektare, lah itu kan berarti sudah menurunkan (kualitas),” paparnya.
Baca juga: Petani Demak Keluhkan Irigasi, Bupati: Perkiraan BMKG, November Hujan
Meski begitu, Heri belum bisa memastikan persentase penurunan kualitas gabah setelah efek El Nino pada produksi gabah di Demak. Ia berharap perubahan itu, tidak lebih dari 5 persen.
“Lah itu kita belum hitung ulang nggih, kami berharap tidak ada 5 persen lah karena itu sudah tinggi. Mudah-mudahan di bawah 5 persen,” katanya.
Editor: Suwoko