BETANEWS.ID, KUDUS – Tauchid Hidayat tampak memberikan arahan kepada bawahannya di Diponegoro Print yang berada di Jalan Diponegoro No 56, Desa Burikan RT 1 RW 5, Kecamatan/Kabupaten Kudus, Rabu (25/10/2023). Ia juga terlihat menyapa pelanggan yang sedang memesan alat peraga partai di sana.
Dibalik ramainya pesanan di sana, ada cerita menyedihkan yang dialami Dayat. Ia mengaku pernah melayani pesanan MMT atau alat peraga seperti banner partai yang hingga saat ini belum dilunasi. Bahkan, jumlahnya terhitung tak sedikit, yakni mencapai puluhan juta.

“Waktu Pemilu 2019 lalu, saya melayani pesanan beberapa alat peraga partai. Dengan pesanan banner Caleg, baik dalam kota maupun luar kota yang hingga saat ini belum lunas. Kalau ditotal itu sekitar Rp50 Jutaan,” ungkapnya.
Baca juga: Jelang Masa Kampanye, Pesanan Kaus Partai Mulai Mengalir Deras ke Tukang Sablon di Kudus
Sebagian Caleg yang masih ada tanggungan kepada Dayat, kebanyakan yang terpilih menjadi anggota DPR. Menurutnya, setidaknya ada 10 Caleg lebih yang belum melunasi pembayaran banner yang dipesan di sana.
“Beberapa orang itu ada yang nggak jadi DPR, dan ada juga yang jadi DPR. Kalau yang tidak jadi gitu saya maklum, tapi yang jadi pada saat saya tagih malah ada yang petentang-petenteng dan merasa kalau sudah tidak ada tanggungan,” jelas pria berusia 58 tahun tersebut.
Ia sudah berusaha menagih semua utang yang dipesan dari pihak bersangkutan. Ia mengaku sudah melakukan penagihan tiga kali kepada setiap orang tersebut, namun tak juga dibayar.
Meski begitu, pihaknya saat ini sudah mengikhlaskan dan mengembalikan urusan tersebut kepada Tuhan. Dengan pengalamannya itu, saat ini Dayat hanya melayani jasa percetakan alat peraga partai yang sesuai dengan kantong pembeli. Artinya, bapak lima anak tersebut tidak mau mengutangi pelanggan.
Baca juga: Cerita Penjual Takoyaki dan Jasuke Kudus, Pernah Dicurangi Karyawannya Sendiri
“Belajar dari pengalaman, saat ini ya mengerjakan sesuai dengan bujet pelanggan. Misalkan pesannya 1.000 banner, tapi bujet uang yang ditinggal di sini sesuai dengan barang 500 banner, sisanya itu ya tidak tak kerjakan,” ujarnya.
“Tapi terus terang saat ini sudah saya iklaskan dan saya kembalikan kepada Allah, supaya saya juga tidak terbebani dengan hal seperti itu,” imbuhnya.
Editor: Ahmad Muhlisin