BETANEWS.ID, JEPARA – Endro Setiyanto tampak sibuk melihat-lihat hasil ukiran pekerjanya. Matanya itu tampak jeli melihat pahatan demi pahatan demi menghasilkan produk furnitur berkualitas tinggi. Di tempat itu, ada puluhan orang yang bekerja pada bagiannya masing-masing. Ada yang sedang memotong-motong kayu, mengukir, hingga di bagian finishing.
Sehari-hari, Endro memang mudah ditemui di tempat usahanya yang berada di Desa Langon, Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara itu. Tempat itu sudah menjadi saksi masa kejayaannya, hingga bangkrut dan bangkit lebih kuat.

Dalam ceritanya, bisnis ukirnya itu gulung tikar saat dihantam pandemi Covid-19. Padahal waktu itu ia bisa dibilang pebisnis furnitur terpandang karena punya 400 karyawan dan sudah rutin ekspor. Kegagalan itu tak membuat nyali Endro ciut begitu saja. Berbekal tekad kuat ia akhirnya membangun ulang bisnis yang pernah melambungkan namanya itu dengan nama Jepara Original.
Baca juga: Tinggalkan Profesi Guru SD, Paulin Pilih Rintis Jualan Zuppa Soup yang Kini Makin Ramai
“Alhamdulillah sekarang saya sudah memiliki 50 karyawan yang sangat berkompeten dan kreatif dalam bidang ukir ini. Keunggulan barang saya adalah memiliki keunikan pada desain saya dan filosofi yang tertuang dalam bentuk ukiran” ujarnya saat ditemui, beberapa waktu lalu.
Di tempatnya, ia melayani berbagai pesanan furnitur, mulai dari meja-kursi, gebyok, dipan, patung, hingga almari. Semua motif ukir di produk-produk tersebut merupakan hasil desainnya sendiri. Hal inilah yang membuat furnitur di tempatnya menarik minat pembeli dari kalangan atas yang menghargai kualitas dan seni dari karya ukir.
“Saya tetap akan melestarikan ukiran klasik dengan pengerajin saya yang terampil dan kreatif, sehingga produk saya memiliki keunikan dan bernilai seni tinggi dari pada produk pabrikan” ujarnya.
Baca juga: Cita-Cita Mulia Tante Gita Saat Rintis Teh Mommy: Ingin Beri Kerjaan Banyak Orang
Dalam proses produksi, ia tidak bisa mematok waktu, karena ingin memberikan kualitas yang bagus untuk pemesannya. Ia mengaku lebih mempentingkan detail dan kualitas agar tidak hanya sekedar furnitur tapi memiliki unsur keindahan dari ukir. Untuk desain yang sering dipesan adalah motif ukiran abad gothic, barong, renaissance, dan milenial.
“Sebagai usaha furnitur yang memiliki keunikan ukiran dan desain yang bisa custome oleh pembeli, saya berharap agar budaya dan kearifan lokal dijepara tidak dilupakan oleh generasi selanjutnya,” tandasnya.
Penulis: Carel Syah Daniari, Mahasiswa PPL IAIN Kudus
Editor: Ahmad Muhlisin