BETANEWS.ID, KUDUS – Penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) sudah menjangkiti ternak di Kabupaten Kudus. Hingga saat ini atau jelang Hari Raya Idul Adha di Kota Kretek terdapat 27 ternak yang terpapar LSD.
Hal itu dikatakan oleh Kabid Peternakan Dispertan Kudus Agus Setiawan, di ruang kerjanya, Senin (29/5/2023). Dia mengatakan, setelah ada informasi penyakit LSD masuk Indonesia, pihaknya langsung melakukan pemeriksaan ke lapangan.
“Sejak Februari hingga saat ini, kami menemukan total ada 27 kasus LSD di Kudus. Setelah ditemukan, kami coba untuk melakukan pendampingan serta pengobatan,” ujar pria yang akrab disapa Agus kepada Betanews.id.
Baca juga: Inilah Bahasa Khusus yang Sering Digunakan Penjual Hewan Kurban di Kudus Jelang Idul Adha
Agus pun kemudian merinci ternak yang terkena LSD beserta lokasinya. Di Kecamatan Bae ada empat ekor ternak yang tertular LSD. Di Kecamatan Jekulo ada dua ekor, Kecamatan Undaan ada empat ekor, Kecamatan Jati ada tiga, Kecamatan Kaliwungu ada delapan ekor.
“Kemudian Kecamatan Dawe ada tiga ekor. Serta Kecamatan Gebog ada tiga ekor. Total ada 27 ekor ternak di Kudus yang terkena LSD,” rincinya.
Dia mengatakan, penyakit LSD yang disasar adalah ternak besar, yakni sapi dan kerbau. Namun kasus di Kudus ini, dari 27 ternak yang terpapar LSD semuanya sapi. Sementara kasus LSD pada kerbau di Kudus hingga saat ini nihil.
“Semuanya sapi. Kami juga kecolongan ada dua sapi perah yang terkena LSD,” bebernya.
Dia mengatakan, ternak yang terkena LSD sudah dilakukan pengobatan dan beberapa di antaranya sudah sembuh. Menurutnya, penyakit LSD memang tak mengakibatkan kematian, tapi penularannya cukup cepat dan proses pengobatannya relatif lama.
“Proses penyembuhan ternak yang terkena LSD cukup lama. Biasanya indikasinya kulit terdapat benjolan dan bisa pecah hingga menjadikan luka. Dampak lain ternak akan kurus sehingga sangat merugikan para peternak,” ungkapnya.
Baca juga: Dekati Iduladha, Hewan Kurban di Solo Rutin Dicek Kesehatannya
Apalagi, lanjutnya, jelang Idul Adha yang seharusnya jadi momen para peternak panen karena bisa menjual ternaknya dengan harga maksimal harus gigit jari jika ternak mereka terkena LSD. Sebab, otomatis ternak tersebut tak laku di pasaran.
“Kami juga mengimbau agar ternak yang terkena LSD untuk tidak dijual di pasar dan dijadikan hewan kurban. Meskipun penyakit LSD tak bisa menular ke manusia, termasuk ketika dikonsumsi. Namun, hewan kurban harusnya sehat dan tidak sakit,” imbuhnya.
Editor: Suwoko