Memulai usaha menjadi perajin kain tenun sejak tahun 2008, Donny Surya Prayogo (37) mulai membuat brand produl kain tenun Troso miliknya dengan nama “Omah Lurik Jepara”, pada tahun 2020. Hal tersebut ia lakukan agar bisa meningkatkan harga jual dari produk miliknya.
Donny mulai aktif mengikuti sejumlah pelatihan. Selain untuk menambah pengetahuannya dalam memasarkan produk, dengan mengikuti berbagai pelatihan jejaring dan relasinya kian bertambah.
Pada tahun 2021, melalui komunitas Gemawira (Gerakan Masyarakat Wirausaha), kain tenun produknya dapat dipakai oleh Sandiaga Uno pada saat menerima kunjungan kerja dari Duta Besar Kerajaan Arab Saudi, Esam A. Abid Althagah.
Baca juga: Perajin Kain Tenun Troso Ini Pernah Di Endorse Sandiaga Uno, Apa sih Keistimewaan Produknya?
Kemudian pada saat gelaran G-20 di Bali, produknya juga dapat ikut dipamerkan dalam acara tersebut. Meskipun dalam membangun brand miliknya, ia mengaku tidak mudah dalam mendapatkan NIB (Nomor Ijin Berusaha).
Di tahun lalau ia juga sudah mencoba mengikuti seleksi dari Apresiasi Kreasi Indonesia (AKI) tetapi belum juga lolos. Ketatnya seleksi menjadi kendala yang ia keluhkan.
“Sudah beberapa kali mengajukan ke AKI, tahun kemarin nggak lolos. Nggak tau tahun ini bisa lolos apa nggak,” katanya pada Betanews.id, belum lama ini, di kediamannya, Desa Troso, Kecamatan Pecangaan, Kabupaten Jepara.
Dengan mengikuti beberapa pameran tersebut, ia bisa menaikkkan harga jual dari produknya. Seperti pada saat mengikuti pameran yang diadakan oleh PT PLN Tanjung Jati B. Kain Endek yang biasa ia jual dengan harga Rp 80 ribu, dalam pameran dari PLN tersebut dapat ia jual seharga 100 ribu.
Baca juga: Cerita Machrus Dulang Cuan dari Kreasikan Kain Tenun Troso Khas Jepara Jadi Tas Kekinian
Masih jarangnya perajin yang bergabung dalam pameran membuat ia dapat menaikkan harga jual dari produknya. Menurutnya, untuk saat ini, memang belum terlalu serius untuk bergabung dalam matketplace. Persaingan harga di luar kendali produksi menjadi pertimbangan ketika ia memasukkan produknya di marketplace.
“Sama-sama dijual, daripada ke marketplace untuk saat ini mending ke tengkulak. Karena tidak perlu mengantar ke tempat pengiriman, kalau tengkulak kan dateng kesini,” katanya.
Editor: Suwoko