BETANEWS.ID, JEPARA – Munculnya banyak pabrik garmen di Jepara tak hanya berdampak positif meningkatkan perekonomian. Kemunculan pabrik-pabrik besar ternyata juga menimbulkan masalah sosial. Masalah itu di antaranya, tingginya angka perceraian.
Hal itu diungkap Kepala Bagian Perencenaan (Kabagren) Polres Jepara, Kompol Budi Santoso, saat berbicara dalam acara Musrenbang, Selasa (14/03/2023), di Pendapa Kabupaten Jepara. Menurutnya, ada banyak suami di Jepara yang mengeluh karena istrinya menggugat cerai.
Dia mengatakan, setelah ada banyak pabrik garmen berdiri di Jepara, banyak perempuan di Jepara yang bekerja di pabrik. Lantaran penghasilan istrinya sebagai buruh di pabrik lebih besar dari para suami, peran dan tugas suami yang seharusnya mencari nafkah kini banyak yang diambil oleh istri.
Baca juga: Pemkab Jepara Fokus Perbaikan Jalan dan Penanganan Kemiskinan
“Banyak para bapak muda itu yang mengeluh istrinya mengajukan gugatan cerai. Sejak bekerja di pabrik ekonomi keluarga di ambil alih istri. Suami hanya momong sehingga hasilnya lebih tinggi istri,” katanya pada Selasa, (14/03/2023).
Menurut Budi, Pengadilan Agama Kabupaten Jepara tak menampik pernyataan itu. Dia berharap perhatian Pemkab Jepara dalam meningkatkan taraf hidup dan perekonomian dapat dikaji secara menyeluruh, agar nantinya tidak menimbulkan efek secara sosial.
Berdasarkan data dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jepara, tingkat pencapaian ekonomi Jepara pada tahun 2022 mengalami kenaikan sebesar 5,95 persen. Nilai tersebut lebih tinggi dari tingkat pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Tengah dan nasional yang hanya sebesar 5.31 persen.
Meningkatnya pertumbuhan ekonomi tersebut dibarengi dengan rendahnya jumlah Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Jepara sebesar 4.1 persen. Nilai tersebut juga lebih rendah dibanding provinsi dan nasional.
Baca juga: Bupati Siak Terkesan Pengelolaan Sampah di SMPN 5 Jepara
Dalam pembahasan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jepara pada Rabu (14/3/2023), ada empat kegiatan strategis yang akan menjadi fokus di tahun 2024. Antara penangan stunting, penurunan kemiskinan ekstrem, revitalisasi pasar tradisonal, serta penataan kawasan pusat kota.
Sementara dalam pembangunan lintas wilayah, Pemkab Jepara akan fokus pada pelestarian lingkungan hidup di kawasan Lereng Muria. Optimalisasi dan peningkatan jalan Kaliwungu atau perbatasan Kudus dengan Kalinyamatan, serta pembuatan jalur alternatif Jepara, Kedungmalang, Pecangaan yang tembus sampai ke Kabupaten Demak.
Editor: Suwoko