BETANEWS.ID, KUDUS – Di Jalan Raya Kudus-Colo, Desa Cendono, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, tepatnya di seberang Alfamart Cendono, terdapat kedai yang menjual berbagai makanan khas Korea, yakni Korean Street Food Moa. Di sana, beberapa pembeli dan driver Grab terlihat antre untuk membeli makanan pedas itu.
Antrean pembeli itu, kata pemilik Korean Street Food Moa Ulin Noor Rahmawati (25), memang sering terjadi. Bahkan, kebanyakan pelanggannya adalah kalangan muda yang suka K-Pop dan Drama Korea (Drakor).
“Pelanggan beberapa kali ada yang datang dan mereka suka, karena dari segi rasa mereka cocok. Jadi kita itu memasak kembali dari saos Korea dan kasih bumbu-bumbu tertentu, resep rahasilah, sehingga rasanya semakin nikmat dan cocok di lidah kita,” katanya pada betanews.id, Senin (10/10/2022).
Baca juga: Sego Gunung di Warung Ayam Geprek Uenakkene Ini Harganya Murah Porsinya Banyak
Menurutnya, Korean Street Food Moa menyediakan sepuluh menu, yaitu toppoki, udon, mie ubi lebar Korea, samyang paper rice, kimchi, corndog, hottang, enoki spicy, soup seafood, odeng kuah, dan lain-lain. Menurut Rahma, yang menjadi favorit pembeli adalah toppoki dan odeng.
“Rasanya itu memang benar-benar saus Korea. Ada saus gocujang, lada hitam bulgogi seperti itu dan ada level-level tersendiri. Mulai dari sedang sampai yang super pedas,” imbuhnya.
“Kalau aku lihat yang lain, mungkin kedai saya itu lebih lengkap ya, karena setahu saya untuk menu gocujang itu di tempat lain ada tapi yang perpaduan enoki spicy, toppoki x odeng itu kayaknya baru di kedai kami saja,” terangnya.
Baca juga: Pertama di Kudus, Lumpia Burger yang Kini Jadi Kuliner Primadona
Makanan di Korean Street Food Moa dijual mulai dari harga Rp1 ribu untuk menu bakaran, serta Rp10-25 ribu untuk menu utama Korean. Setiap hari ia buka mulai dari pukul 10.00-21.00 WIB. Pembeli dapat memesannya secara langsung, atau secara online melalui GrabFood.
“Untuk saat ini kita open di Grab Food, namanya Korean Street Food Moa. Tapi yang ShopeeFood belum, karena kita masih kewalahan,” pungkasnya.
Editor: Ahmad Muhlisin