BETANEWS.ID, KUDUS – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus belum berniat menempel tulisan keluarga tidak mampu pada rumah penerima bantuan langsung tunai (BLT), karena dianggap diskriminatif terhadap status sosial seseorang.
Bupati Kudus HM Hartopo mengatakan, sebenarnya menempel tulisan keluarga tidak mampu bagi penerima BLT itu akan efektif dalam penyalurannya, sebab keluarga yang mampu akan malu menerima BLT. Namun, Pemkab Kudus belum berniat menempel tulisan keluarga tidak mampu pada rumah penerima BLT, sebab pihaknya memikirkan dampak bagi keluarga penerima.
“Sebenarnya lebih efektif. Namun Pemkab Kudus belum berniat menempel tulisan kelurga tidak mampu pada rumah penerima BLT,” ujar Hartopo, beberapa waktu lalu.
Baca juga: Dikucuri Banyak BLT, Hartopo: ‘Selama Pandemi yang Dimanjakan Pemerintah Adalah Masyarakat’
Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DinsosP3AP2KB) Kabupaten Kudus Mundir menambahkan, penempelan stiker atau tulisan keluarga tidak mampu pada rumah penerima BLT lebih banyak mudarat.
“Lebih banyak mudaratnya, sebab secara tidak langsung menurunkan derajat bagi penerima BLT,” ujar Mundir.
Disinggung bahwa di Kabupaten tetangga seperti Pati dan Jepara sudah melaksanakan hal tersebut, Mundir menjawab, masing-masing daerah memiliki kebijakan masing-masing. Namun, di Kudus belum akan diterapkan.
Baca juga: Disiapkan Anggaran Rp 85 M, Bupati Kudus Pastikan Buruh Rokok Terima BLT Bulan Ini
“Kita juga harus menjaga martabat para penerima BLT, tidak boleh mempermalukannya,” ungkapnya.
Dia pun menampik bahwa penerima BLT di Kudus banyak yang salah sasaran. Sebab banyak orang yang mampu justru menerima BLT dari pemerintah.
“Tidak ada begitu. Yang berpendapat seperti itu biasanya orang yang iri saja. Mereka bilang begitu, tapi sebenarnya mereka juga ingin dapat BLT,” tandas Mundir.
Editor: Ahmad Muhlisin