Kebesaran nama grup ketoprak Wahyu Budoyo dari Kabupaten Pati cukup fenomenal di kalangan masyarakat pantura timur Jawa Tengah. Ketoprak ini selalu muncul di hajatan milik warga, dan saat ramai tradisi sedekah bumi digelar. Berikut ini kisah Ruslan Hadi mendirikan ketoprak Wahyu Budoyo puluhan tahun silam.

Ruslan Hadi, pemilik ketoprak Wahyu Budoyo saat pentas di Dukuhseti, Pati, beberapa waktu lalu. Foto: Kaerul Umam

Aturan di Wahyu Budoyo, tidak boleh minum (minuman keras), berjudi dan main perempuan. Jika ada yang melanggar akan langsung saya keluarkan

Ruslan Hadi, pemilik ketoprak Wahyu Budoyo

Di Desa Ngagel, RT 05 RW 02, Dukuhseti, Pati, terdapat satu sanggar seni. Sanggar itu merupakan tempat bernaungnya grup ketoprak legendararis Wahyu Budoyo. Tim Liputan Khusus (Lipsus) Beta News datang ke sanggar tersebut, untuk bertemu dengan Ruslan Hadi (62), pemimpin sekaligus pendiri ketoprak tersebut.

Kepada Tim Lipsus, Ruslan menceritakan kisah dan perjuangannya saat mendirikan Wahyu Budoyo. Dia mengungkapkan, Wahyu Budoyo ia dirikan pada tahun 1987 silam. Proses mendirikan ketoprak itu cukup panjang dan penuh lika-liku.

Sebelum mendirikan ketoprak, Ruslan mengaku ikut kelompok ketoprak kecil di Dukuhseti. Seiring berjalannya waktu, namanya semakin dikenal, dan dia kemudian diajak bergabung ke Ketoprak Cipto Utomo.

“Awalnya saya ikut kelompok ketoprak kecil-kecilan di Dukuhsti. Kemudian saya diambil ketoprak Cipto Utomo dan menjadi peran utama terus. Pokonya saya siap jadi apa saja sesuai arahan sutradara,” terang bapak satu anak itu, saat ditemui di sanggar, beberapa waktu lalu.

- advertisement -

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini