BETANEWS.ID, SOLO – Ketentuan naiknya harga service charge di Pusat Grosir Solo (PGS) membuat para pedagang yang berjualan di sana menjerit. Pasalnya, tarif tersebut dinaikkan per Maret ini, yakni dari Rp57.500/meter per bulan menjadi Rp80 ribu.
Head Of Marketing Comminication PGS, Ristu Tri mengatakan, sudah selama enam tahun pihaknya tidak menaikkan harga service charge. Barulah pada saat ini, pihaknya melakukan penyesuaian.
“Memang kalau dilihat, banyak masukan situasinya kurang tepat, tapi pandemi sudah mulai mereda, sebentar lagi juga Lebaran. Cuma karena sudah lama tidak naik, ini kita sesuaikan,” kata Ristu, Rabu (9/3/2022).
Baca juga: Pedagang Pusat Grosir Solo Demo Tolak Kenaikan Tarif Service Charge
Berdasarkan hasil meeting terakhir, Ristu menyebut kenaikan menjadi Rp80 ribu itu tidak memberatkan. Apalagi dengan komponen yang harus pihak PGS tanggung seperti PPN, PPH, dan pajak lainnya.
“Kita kalau ketemunya dari Rp57.500 ke Rp80 ribu, kan itu ada selisihnya. Memang kelihatan besar, kita ambil nggak gede kok sebeneenya. Per tahunnya itu cuma 3 ribuan sekian, cuma kita jadikan satu,” paparnya.
Terkait fasilitas di PGS yang menurut para pedagang masih kurang layak, Ristu mengatakan bahwa saat ini memang masih dalam proses perbaikan. Apalagi, dalam proses renovasi itu juga membutuhkan biaya yang cukup besar.
“Rencana, dalam waktu dekat kita mulai pembenahan lagi, supaya lebih standar lah, lebih pantes. Kita kelasnya ada di mana kita sesuaikan itu. Seperti penampakan depan akan kita perbaiki dan fasilitas lain yang kurang standar,” ujarnya.
Menurut Ristu, keluhan tentang perbaikan yang harus dilakukan itu masuk dalam proses renovasi yang akan dilakukan. Namun, pihaknya tidak bisa melakukan renovasi pada saat mendekati Lebaran seperti pada saat ini.
Baca juga: Kondisi PGS Mengkhawatirkan, Pedagang: ‘Kalau Service Charge Tetap Dinaikkan, Saya Ketawa’
“Bentar lagi Lebaran, momennya pedagang ada di Lebaran. Kami tahu, setahun itu puncaknya di Lebaran. Terus kalau kita kerjakan dalam waktu dekat nanti malah menggangu waktu Lebaran mereka. Takutnya malah omzetnya tidak maksimal. Kalau sebelum Lebaran juga waktunya terlalu mepet,” kata dia.
Lebih lanjut, dengan adanya aksi yang dilakukan para pedagang dan melakukan audiensi dengan pihak Pemerintah Kota (Pemkot) Solo bisa menjembatani kedua belah pihak itu.
“Mungkin Selasa ada audiensi di Pemkot. Nanti pihak dari Pemkot akan menjembatani aja keluhan pedagang dan pengelola seperti apa, trouble nya apa. Kita akan temukan di sana,” tutupnya.
Editor: Ahmad Muhlisin