BETANEWS.ID, KUDUS – Seorang perempuan muda tampak sibuk di dapur sebuah warung untuk mempersiapkan pesanan pelanggan. Tangannya begitu cekatan, mengambil ayam goreng tepung krispi ditaruh dicobek, kemudian digeprek menggunakan ulegan. Setelah itu, sambel berwarna merah dibalurkan rata di atas ayam yang sudah geprek tersebut.
Selanjutnya ayam geprek tersebut ditaruh di piring bersebelahan dengan nasi yang sudah disiapkannya. Tak lupa, hidangan tersebut diberikan irisan timun dan kemangi sebagai lalapan. Hidangan tersebut yakni Ayam Geprek Sadis Abis. Ayam geprek krispi yang sedap dan pedasnya bisa dinikmati semua kalangan usia.
Ditemui di warungnya yang berupa rumah toko (ruko) di Jalan Jenderal Sudirman, Desa Tumpangkrasak, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, owner dari Ayam Geprek Sadis Abis Sita Devi Ristika Sari (32) menuturkan, ayam geprek memang identik dengan pedas, tapi di Ayam Geprek Sadis Abis pedasnya berlevel, mulai satu sampai 10. Sehingga bagi yang tidak suka pedas bisa pesan sesuai level tersebut.
Baca juga : Kisah Owner Ayam Geprek Sadis Abis, dari Hujan-hujanan Antar Pesanan Hingga Punya Ruko
“Kami sadar tidak semua orang suka pedas. Oleh sebab itu pedasnya Ayam Geprek Sadis Abis itu kami beri level. Pembeli yang gak suka pedas bisa pesan dengan level tiga ke bawah. Sedangkan yang hobi makan pedas bisa pesan level sampai 10, dijamin pedasnya berasa nendang,” ujar perempuan yang akrab disapa Devi kepada Betanews, beberapa hari yang lalu.
Devi mengatakan, dengan kepedasan berlevel Ayam Geprek Sadis Abis bisa dinikmati semua kalangan usia, bahkan anak-anak. Sambalnya pun bisa dihidangkan terpisah, dengan pilihan jenis sambal. Di antaranya sambal cabai hijau, dan sambal setan yang pedasnya sangat terasa. Menurutnya sambal merupakan salah satu keunggulan dari Ayam Geprek Sadis Abis.
“Keunggulan sambal pedas kami adalah bahannya full cabai setan dan tidak ada campuran cabai lain, termasuk cabai rawit,” jelasnya.
Perempuan yang sudah dikaruniai satu anak itu pun mengungkap keunggulan lain Ayam Geprek Sadis Abis dibanding ayam geprek lainnya. Menurutnya, Ayam Geprek Sadis Abis selalu menggunakan ayam segar. Artinya ayam yang dipotong dan dibeli di hari tersebut, disajikan pada hari itu juga.
“Jadi memang kita harus pintar agar jangan ada sisa daging ayam. Toh kita juga sudah lama jualan jadi bisa tahu berapa kebutuhan daging ayam seharinya. Serta kami juga sudah ada langganan yang menyetori daging ayam. Jadi pas ada pesanan banyak gitu, kita tinggal telepon,” ungkapnya.
Selain ayam yang selalu fresh, lanjutnya, Ayam Geprek Sadis Abis juga menggunakan tepung yang bagus sehingga lebih renyah, ayamnya juga empuk serta dipadukan dengan bumbu racikan sendiri sehingga Ayam Geprek Sadis Abis terasa lebih mantab.
Baca juga : Pertahankan Kualitas, Ayam Geprek Sadis Abis Ramai Diburu Pembeli
“Dengan tetap menjaga kualitas bahan dan rasa itulah, Ayam Geprek Sadis Abis sejak 2016 bisa tetap bertahan hingga sekarang. Meski saat ini banyak ayam geprek lain bermunculan, tapi rasa Ayam Geprek Sadis Abis sudah melekat di lidah para pelanggannya,” ujarnya.
Dia mengakui, selama pandemi ini memang ada penurunan penjualan. Bila dulu ia bisa menjual Ayam Geprek Sadis Abis antara 350 porsi sampai 400 porsi sehari. Sekarang berkurang jadi sekitar 250 porsi sehari. Namun, ia tetap bersukur berkat menjaga kualitas bahan dan rasa, Ayam Geprek Sadis Abis tetap bisa survive di masa pandemi.
“Semoga pandemi ini segera berakhir, perekonomian pun meningkat lagi. Serta Ayam Geprek Sadis Abis makin diminati serta makin laris. Sehingga ke depan bisa buka cabang dan franchise,” harap Devi.
Editor : Kholistiono