31 C
Kudus
Jumat, April 19, 2024

Permintaan Turun Drastis, Supplier Mainan Anak Ini Harus Turun Berjualan di Pinggir Jalan

BETANEWS.ID, KUDUS – Di tepi Jalan Lingkar Utara, tepatnya di sebelah timur Perempatan Desa Penganjaran, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus, tampak sebuah lapak memajang aneka mainan anak dan juga layang-layang beraneka warna. Di tempat itu, juga terlihat seorang pria, bernama Abdul Khafid (42) yang merupakan pemilik lapak, sedang sibuk memasang ayunan, yang juga barang dagangannya.

Setelah selesai, pria yang akrab disapa Afid tersebut bersedia berbagi informasi tentang usahanya itu. Dia mengatakan, ia sebenarnya merupakan supplier mainan anak-anak. Bisnis tersebut, sudah ditekuninya sejak tahun 2000 lalu.

Abdul Khamid sedang melayani pembeli. Foto: Kaerul Umam.

Baca juga : Layangan Bentuk Pocong Dijual di Peganjaran, Pada Penasaran tapi Takut Beli

Untuk saat ini, bahkan ia menyebut, jika omzet dari bisnisnya itu mengalami penurunan hingga 75 persen. Hal itu dibanding dengan sebelum adanya pandemi, ditambah lagi adanya kebijakan PPKM.

“Biasanya yang berjualan di sini ada anggota saya. Karena ia belum bisa berangkat, jadi dari pada hanya menunggu di lapak, untuk sementara berjualan di pinggir jalan sampai anggota saya ini bisa berjualan kembali,” bebernya kepada betanews.id, Senin (2/8/2021).

Ia yang merupakan supplier mainan anak di beberapa daerah itu menyediakan, layangan hias, layangan pantai, suangan, tenda, barongsai, ayunan, truk oleng, dan lain sebagainya. Dari beberapa barang dagangannya itu, untuk saat ini yang paling banyak diminati adalah layang-layang, lantaran sesuai dengan musim saat ini.

“Kalau untuk harganya, layangan hias antara Rp 10 ribu sampai Rp 250 ribu, layangan pantai Rp 100 ribu sampai Rp 125 ribu, suangan dari Rp 70 ribu sampai Rp 100 ribu, tenda Rp 150 ribu sampai Rp 250 ribu, mainan barongsai Rp 60 ribu, ayunan Rp 50 ribu, truk oleng Rp 80 ribu sampai Rp 225 ribu,” rinci pria yang berasal dari Karanganyar, Demak tersebut.

Baca juga : Pilih Buat Layangan Karekter daripada Petekan, Ternyata Untungnya Lima Kali Lipat

Ia menjelaskan, jika saat pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) ini, ia tidak bisa melakukan aktivitas seperti tahun-tahun sebelumnya. Yang ia lakukan saat ini, hanya melayani pemesanan di Jawa, Sumatra, dan Kalimantan. Menurutnya, sebelumnya ia menjadi supplier hampir di semua daerah Indonesia, kecuali di Papua. Lantaran adanya PPKM yang diberlakukan oleh pemerintah pusat, ia pun tak bisa melakukan hal yang serupa dengan sebelumnya.

“Tolong kepada pemerintah berikan solusi terkait dengan PPKM yang berlaku saat ini. Jika ini diperpanjang terus menerus, kasihan kami sebagai rakyat kecil yang bisa mengharapkan pendapatan dari berjualan,” harap bapak empat anak tersebut.

Editor : Kholistiono

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

42,000FansSuka
13,322PengikutMengikuti
30,973PengikutMengikuti
135,000PelangganBerlangganan

TERPOPULER